bakabar.com, AMUNTAI – Latar belakang kematian Muhammad Imam Marif (13) belum juga terungkap.
Teranyar, pihak keluarga disebut menolak autopsi jasad Imam yang ditemukan tak bernyawa di areal persawahan Desa Palimbangan, Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Kabar tersebut disampaikan langsung Kapolres HSU AKBP Afri Darmawan.
“Untuk kasusnya saat ini kami masih melakukan penyelidikan lebih mendalam, keluarga kan tidak mau diautopsi,” ujar Afri kepada bakabar.com, Minggu (19/12).
Polisi juga mengaku belum memegang hasil visum kematian Imam. “Untuk visum masih ditanyakan,” ujar Afri.
Praktis, penyelidikan polisi akan bertumpu pada bukti dan kesaksian di lapangan.
“Penyidik sudah beberapa kali ke TKP untuk mengkroscek keterangan dari F saksi yang terakhir kali bersama korban,” ujarnya.
Kendati begitu, Afri tak membeberkan hasil pengecekan TKP dan saksi tersebut.
“Masih penyelidikan. Kalau ada keterangan saksi lain [silakan] infokan ke kami,” ujarnya.
Jika benar menolak autopsi, jelas hal itu berbanding terbalik dengan sikap keluarga Imam beberapa waktu lalu.
Munawari, ayah Imam sebelumnya mengaku rela makam anaknya dibongkar untuk mencari titik terang penyebab kematian.
“Jika bukti-bukti dan saksi-saksi serta informasi yang ada, polisi belum bisa mengungkap kasus ini, kami pasrah autopsi,” ujar ketua Nasdem HSU ini kala dihubungi, Sabtu (20/11) silam.
Sampai pagi ini bakabar.com masih terus berupaya menghubungi Munawari untuk mengetahui alasannya menolak autopsi.
Jumat 12 November, Imam ditemukan tak sadarkan diri di sebuah kubangan sawah Desa Palimbangan RT 02, Haur Gading, Kabupaten HSU.
Tepat di depan pohon sawo itu Imam ditemukan dalam posisi tertelungkup. Mulut, hidung hingga dadanya sudah penuh lumpur.
Seorang bidan desa memeriksa Imam yang sudah tak sadarkan dan tidak bergerak sedikitpun.
"Sudah meninggal," ujar bidan itu.
Orang yang kali pertama menemukan Imam adalah rekan sebayanya, FS atau F dan AT. Keduanyalah yang tahu persis penyebab kematian Imam sebenarnya.
"Kami curiga ada yang mereka lindungi," pungkas Munawari, kala itu.
Kejanggalan kematian Imam di halaman selanjutnya: