bakabar.com, BANJARMASIN – Tiga tahun bukan waktu yang singkat bagi M Syahrani untuk bersabar. Sejak 2019 lalu, dagangan miliknya sepi akibat dampak dari pembangunan Jembatan Sungai Alalak.
“Turun drastis sampai 70 persen,” ujar Warga Jalan Trans Kalimantan, Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak Barito Kuala, Minggu (26/9) sore.
Kios kecil berukuran 4 x 4 yang menjadi satu-satunya usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sekeluarga itu tampak kosong.
Beberapa etalase kaca terlihat kosong melompong dan berdebu. “Saya salah satu pedagang yang bertahan. Kalau yang lain banyak yang pindah,” imbuhnya.
Ya, sejak 2019 lalu para pedagang di kawasan Komplek Kebun Jeruk, Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak Barito Kuala ini paling terdampak dari pembangunan jembatan itu.
Boleh dibilang perputaran ekonomi di sana mati suri. Tak sedikit pedagang pinggiran jalan banting setir dan berpindah ke tempat lain. Yang paling tragis adalah kebangkrutan akibat sepinya omset jualan.
“Di sebelah saya ini dulunya bengkel. Sejak ditutup langsung pindah. Katanya saat itu nggak tahan dengan sepinya usaha,” kenang Syahrani.
Namun sejak tadi sore, pedagang yang sudah mengadu nasib belasan tahun di lokasi itu bisa sedikit bernapas lega. Menyusul dibukanya Jembatan Sungai Alalak sebagai tahap ujicoba.
“Alhamdulillah. Semoga juga berdampak bagi usaha kami di sini. Tidak sepi lagi seperti dulu,” harapannya.
Sama halnya yang dirasakan Nurbaya. Penjual kue bolu itu juga mengalami nasib yang sama dengan Syahrani.
Sejak Jalan Trans Kalimantan tak menjadi akses utama pengendara jualan kue bolu miliknya sepi.
“Laku satu saja sudah syukur. Paling yang beli memang langganan. Kalau berharap orang lewat mana ada,” katanya.
Kendati demikian, Nurbaya turut bersyukur dengan dibukanya Jembatan Sungai Alalak. Kini jalan di depan tempat usahanya yang dulunya sepi mendadak kembali normal.
“Kesabaran kami selama tiga tahun menunggu jembatan itu dibuka semoga bisa terbayar. Semoga usaha kami kembali normal seperti dulu. Bahkan kalau bisa tambah rame,” pungkasnya.
Sementara itu, Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Muzdalifah melihat dari sisi ekonomi pembukaan terbatas Jembatan Alalak akan sangat bermanfaat bagi para pekerja, karena akan menghemat waktu dan pengeluaran untuk biaya transportasi.
“Selain itu jalur jalan ini juga jadi penghubung antar Provinsi yakni Kalsel dan Kalteng,” kata pengampu mata kuliah perencanaan pembangunan hingga keuangan daerah ini.
Menurutnya, adanya pembukaan ini akan berdampak pada lancarnya jalur distribusi barang antar-provinsi, sehingga perekonomian diharapkan mampu bergerak.
“Karena aktivitas perdagangan di Kota Banjarmasin juga sebagian besar permintaan barang dan jasa berasal dari Kalimantan Tengah. Selain itu aktivitas pelabuhan juga diharapkan akan semakin hidup, dengan aktivitas bongkar muat barang yang semakin ramai,” pungkas ketua Lembaga Kajian Ekonomi dan Pembangunan Daerah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ULM ini.