Kalsel

Mahasiswi Kalsel Diduga Terpapar Radikalisme Ternyata dari ULM

apahabar.com, BANJARMASIN – Mahasiswi Kalsel yang saat ini tengah diperiksa Polda Kalsel ternyata berasal dari Universitas…

Featured-Image
Polda Kalsel sedang memeriksa mahasiswi ULM yang diduga terpapar paham radikal. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Mahasiswi Kalsel yang saat ini tengah diperiksa Polda Kalsel ternyata berasal dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Hal itu terkonfirmasi dari pihak kampus ULM. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ULM, Muhammad Fauzi. Dia mengungkapkan mahasiswa yang dimaksud berasal dari angkatan 2018.

“Semester empat arah lima. Prodi Statistika Fakultas MIPA,” ujar Fauzi saat dikonfirmasi, Jumat (23/7).

Berdasarkan hasil penelusuran, ada dugaan mahasiswi tersebut telah terpapar paham radikal yang didapat dari media sosial.

“Kami kaget juga setelah ada upload-an itu,” ucap Fauzi.

Atas kejadian itu, pihak kampus akan segera melakukan pembinaan agar mahasiswi tersebut menyadari paham yang dianutnya salah.

“Dari kami pembinaan apakah yang bersangkutan masih bisa dibina bahwa paham yang dianutnya itu keliru atau salah,” terangnya.

Pembinaan merupakan tahapan yang dilakukan sebelum pihak kampus ULM mengambil tindakan lebih jauh.

“Kalau masih saja kami akan berikan peringatan, bahkan mungkin pemberhentian kalau masih saja,” bebernya.

Pihak kampus, kata Fauzi, menyesalkan dengan apa yang dilakukan oleh mahasiswinya itu.

“Sepertinya memang niat sekali. Seandainya masih bicara dengan kawan-kawan mungkin tak terlalu masalah. Kalau di-upload ke medsos lain cerita,” imbuhnya.

Padahal, lanjut dia, selama ini kampus ULM terus berupaya untuk menghindari masuknya paham radikal dengan cara memberikan pendidikan terkait wawasan kebangsaan. Pun saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus.

“Sebenarnya saat pengenalan kampus selalu diberikan materi wawasan kebangsaan, bela negara, Bhinneka Tungga Ika, dan Pancasila,” terangnya.

“Mereka juga ada mata kuliah kewarganegaraan, Pancasila, agama, kemudian juga selalu diberikan wawasan jangan sampai memiliki pandangan lain,” lanjutnya.

Selain itu, ketika akan memasuki organisasi kemahasiswaan, mahasiswa mengikuti seleksi yang bertujuan sama. Guna menghindari paparan paham radikal tersebut.

“Tapi di ULM ini ada 30 ribu mahasiswa. Mungkin saja secara statistik ada dua – tiga orang yang terpapar,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner