Kalsel

Harga Cabai di Kalsel Meroket, Simak Penyebabnya

apahabar.com, BANJARMASIN – Harga cabai pada sejumlah wilayah di Kalsel meroket. Lantas apa yang jadi penyebabnya?…

Featured-Image
Salah satu pedagang sayur di Pasar Banjarbaru. Foto-apahabar.com/Nurul Mufida

bakabar.com, BANJARMASIN – Harga cabai pada sejumlah wilayah di Kalsel meroket. Lantas apa yang jadi penyebabnya?

Musim penghujan ditengarai jadi faktor utama naiknya harga.

Bahkan untuk beberapa komoditi, kenaikan sudah terjadi saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) lalu.

“Kemungkinan cuaca buruk yang berakibat terganggunya keterlambatan juga sebagai penyebabnya,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani dihubungi bakabar.com, Senin (4/1) sore.

Kenaikan harga paling mencolok dialami oleh cabai-cabaian, terutama jenis cabai rawit, cabai merah dan cabai keriting.
“Kondisi cuaca dengan curah hujan yang tinggi, sehingga di beberapa daerah mengalami kebanjiran,” terangnya.

Cuaca ekstrem berdampak pada rusaknya tanaman cabai. Sebagian besar petani mengalami gagal panen, sehingga pasokan ke pasar menjadi berkurang.

“Tetapi sementara permintaan pasar tetap stabil. Walau akibatnya harga menjadi mahal. Diperkirakan akan segera normal,” imbuh dia.

Selain cabai, peningkatan harga juga terjadi pada ikan lokal seperti Gabus dan Papuyu hingga 20 persen.

Hal ini juga disebabkan faktor cuaca, yang menimbulkan terjadi air pasang.

Selain itu, telur ayam ras juga sempat mengalami kenaikan harga selama beberapa waktu.

“Berdasarkan monitoring di pasar Banjarmasin, harga kedelai hari ini terjadi kenaikan antara Rp500 hingga Rp1.000, sedangkan harga tahu dan tempe masih tidak terjadi kenaikan dari harga sebelumnya,” sebutnya.

Kendati demikian, ada sejumlah bahan pokok yang tidak terdampak akibat pengaruh cuaca buruk di Kalsel.

Seperti di antaranya daging ayam ras, bawang merah, bawang putih dan beberapa jenis beras.

“Diperkirakan akan segera berangsur normal seiring berlalunya natal dan tahun baru,” tuturnya.

Dia meminta, masyarakat agar tidak panik menghadapi kenaikan harga pada sejumlah komoditi pangan tadi.

Selain itu, pedagang juga dihimbau untuk tidak menaikkan harga secara tidak wajar.

“Diminta masyarakat tidak melakukan aksi borong. Hemat dan belilah sesuai keperluan,” pesannya.

Pantauan di beberapa pasar Banjarbaru, sejumlah pedagang mengakui kenaikan harga hingga dua kali lipat dari normal. Ini bahkan terjadi dalam 2 minggu terakhir.

“Cabai dari Rp40 ribu sekarang Rp60 ribu per kilogram. Lombok besar Rp20 ribu sekarang Rp35 ribu,” terang Angel, pedagang di Pasar Perumahan Seribu Banjarbaru.

Selain stok menipis, kenaikan harga juga berdampak pada sepinya pembeli. Diakui para pedagang, pelanggan mulai membatasi jumlah bapok yang mereka beli di pasaran.

“Harga cabai sudah melambung lebih dulu. Pembelinya jadi sedikit, mereka hanya beli sekitar Rp2-3 ribu saja,” kata Yati, pedagang di Pasar Ulin Banjarbaru.



Komentar
Banner
Banner