Politik

PDIP Dukung Petahana di Banjarmasin, Ibnu Sina: Besar Sekali Peluangnya

apahabar.com, BANJARMASIN – PDI Perjuangan, salah satu partai pemenang Pemilu Legislatif di Banjarmasin dikabarkan melirik calon…

Featured-Image
Perang bintang di kontestasi Pilwali Banjarmasin segera dimulai. Pasalnya, ada tiga pasang calon yang dinilai memiliki kekuatan merata bakal dipertemukan. Infografis-apahabar.com/Zulfikar

bakabar.com, BANJARMASIN – PDI Perjuangan, salah satu partai pemenang Pemilu Legislatif di Banjarmasin dikabarkan melirik calon petahana Ibnu Sina.

Pasalnya, sang wali kota baru tadi diketahui menjalin komunikasi dengan sejumlah pengurus partai berlambang banteng itu.

Tak salah jika komunikasi antar-Ibnu dan PDIP terbangun. Pasalnya, PDIP hingga kini belum menentukan arah dukungannya di Pilwali Banjarmasin 2020.

Hanya dua partai politik yang belum menentukan sikap dukungan. Selain PDIP, ada Partai Nasional Demokrasi (NasDem).

Partai besutan Megawati ini memiliki basis yang besar di DPRD dengan 5 kursi. Sedangkan Nasdem hanya 1 kursi.

"Besar sekali peluangnya, saya didukung oleh PDIP karena mereka menentukan sikap berdasarkan hasil survei dan eksitabilitas," ujar Ibnu kepada bakabar.com, Jumat (21/8).

Kans lainnya, adalah posisi wakil wali kota Banjarmasin saat ini diisi Hermansyah.

Kader tulen PDIP satu ini dipastikan takkan mencalon lagi karena minimnya dukungan parpol.

Keberadaan Hermansyah bisa menjadi nilai tawar tersendiri bagi Ibnu Sina untuk didukung PDIP.

Terkait kerja sama dengan PDIP, Ibnu masih akan membicarakannya dengan tim pemenangan dan partai pengusung.

"Kita perlu kesepakatan dengan partai pengusung dulu," ucap kader PKS ini.

Bermodalkan dukungan 10 kursi milik Demokrat dan PKB, Ibnu yang akan berpasangan dengan Ariffin Noor bertekad memecahkan mitos wali kota dua periode.

Pasalnya, hingga hari ini belum ada satupun kepala daerah di Banjarmasin yang mampu mempertahankan kursi di periode kedua.

Ibnu menegaskan bahwa semua persiapan pencalonan sebagai bakal calon wali kota Banjarmasin sudah matang.

“Tinggal menunggu pak Ariffin pensiun saja.”

Sebagaimana diketahui, Ariffin saat ini masih aktif menjabat kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin. Dirinya akan purnatugas 1 September mendatang.

"Begitu ditetapkan sebagai calon saya akan ambil cuti, kemungkinan di akhir September," pungkasnya.

Dikonfirmasi, Sekretaris DPD PDIP Kalsel, M Syaripuddin masih belum bisa banyak berkomentar terkait dukungan partainya di Pilwali Banjarmasin. “Belum ada lagi [keputusan],” jelas Bang Dhin, sapaan karibnya.

Paling cepat, kata Bang Dhin, keputusan siapa yang bakal diusung oleh PDIP di Pilwali Banjarmasin akan keluar dalam waktu dekat.

“Minggu ini keputusannya. Masih digodok lagi,” ujar wakil ketua DPRD Kalsel ini.

Perang Bintang

Perang bintang di kontestasi Pilwali Banjarmasin segera dimulai. Pasalnya, ada tiga pasang calon yang dinilai memiliki kekuatan merata bakal dipertemukan.

Masing-masing, Ananda-Mussafa Zakir, Ibnu Sina-Ariffin Noor, dan Abdul Haris Makkie-Ilham Noor yang muncul di detik-detik terakhir jelang pendaftaran di KPU, awal September 2020 mendatang. Lantas, siapa yang paling berpeluang?

Pengamat Politik Kalsel Mahyuni menyampaikan keempat pasangan bakal calon kepala daerah ini memiliki latar belakang yang hampir merata. Sebut saja Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Demokrat dengan jagoannya, Ibnu Sina dan Ariffin.

Lalu Haris Makkie dan Ilham Noor, dengan gerbong Gerindra; Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB).

Koalisi selanjutnya yakni Ananda dan Mushaffa Zakir. Kedua anggota DPRD Banjarmasin ini memborong dukungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Nama-nama itu belum termasuk bakal calon dari jalur perorangan; Khairul Saleh dan Habib Muhammad Ali Al Hasbi. Keduanya juga memiliki peluang lolos usai salinan KTP, sebagai syarat berkas dukungan dianggap memenuhi.

Berkaca fakta di lapangan, menurut Wahyuni, sang petahana Ibnu lah yang paling diuntungkan.

Dibandingkan ketiga bakal calon lainnya, Ibnu memiliki aspek variabel dan eksitabilitas yang tinggi.

"Dengan status petahana bisa memiliki kekuasaan dalam konteks berkomunikasi dengan masyarakat," ujar mantan ketua Bawaslu Kalsel ini.

Mahyuni lantas menilai Ibnu telah mempunyai aspek modal politik yang besar. Dengan jabatan wali kota, Ibnu memiliki power dalam menentukan suatu atau bahkan mengubah kebijakan.

Di situ, kata dia, yang tak dimiliki oleh Ananda yang hanya bermain di wilayah legislatif. Pesaing Ibnu Sina hanya menyisakan Haris Makkie yang berlatar Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, dan Khairul Saleh, Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil yang tentu memiliki kepopuleran tersendiri karena sering berurusan dengan warga.

Tak lupa, dia mengatakan petahana juga memiliki kelebihan aspek finansial serta sokongan dana dari pihak ketiga.

"Kalau ada kasus tertentu, misalnya korupsi. Saya kira itu tidak menggerus eksitabilitas Ibnu terlalu jauh," tegasnya.

Artinya, jika suara Haris Makkie, dan Ananda berpotensi terbelah, petahana Ibnu Sina yang sudah memiliki basis massa tinggal meningkatkan elektabilitasnya saja.

Popularitas di mata warga itu, kata dia, yang mesti dipelihara dengan baik oleh Ibnu Sina agar sejarah wali kota Banjarmasin dua periode bisa terpecahkan.

"Kita tidak tahu, apakah Ibnu berpihak pada sejarah atau tidak," ucapnya.

Meski demikian, Mahyuni menerangkan peluang para penantang kemungkinan bisa mengubah peta politik di Kota Seribu Sungai masih terbuka.

Penantang wajib melihat isu dan pemecahan masalah yang bagus selama proses tahapan Pilkada 2020 berlangsung. Ambil contoh tentang kesejahteraan masyarakat, tenaga kerja lalu pandemi Covid-19.

"Keempat sosok ini memiliki kekuatan yang hampir merata," tuturnya. "Konsep yang matang bisa meyakinkan pemilih. Ini yang menarik di Pilwali Banjarmasin," sambungnya.

Golkar Tunjuk Gusti Iskandar dan Iwansyah di Pilkada Banjarbaru

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner