bakabar.com, MARABAHAN – Pemecahan arus lalu lintas melalui Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala, membuat beberapa jemaah Haul Abah Guru Sekumpul dari Banua Enam dan provinsi tetangga sedikit kebingungan.
Adapun puncak haul berakhir pada Minggu (1/3). Sekitar pukul 21.00, perlahan jemaah mulai bergerak meninggalkan Martapura.
Guna mengurangi kepadatan lalu lintas, kepulangan jemaah dari Banua Anam juga diarahkan ke sayap kiri melalui Kecamatan Sungai Tabuk.
Kepadatan pun mulai meningkat sekitar pukul 23.00, ketika sebagian besar jemaah mulai memasuki perbatasan Banjar dan Batola di Jejangkit.
Jalanan satu arah membuat kondisi lalu lintas lancar, kendati laju kendaraan roda empat dan roda dua tidak dapat dipercepat.
Setibanya di Jalan Bahaudin Musa, Kecamatan Rantau Badauh, jemaah juga terus-menerus diimbau anggota Polres Batola dan relawan agar berhati-hati.
Selain arus mudik jemaah, melintas puluhan truk tangki pengangkut bahan bakar menuju Banua Anam yang juga diarahkan melalui sayap kiri.
Namun demikian, tidak sedikit yang kebingungan ketika sampai di Desa Jejangkit Pasar, terutama jemaah dari Kalimantan Tengah.
Seharusnya mengambil jalan lurus menuju Ray 7 Desa Jejangkit Muara, beberapa di antaranya malah berbelok menuju Desa Sungai Bamban yang merupakan jalur alternatif menuju Banua Enam dan Kalimantan Timur.
Bahkan pasangan suami istri yang sedianya pulang ke Kuala Kapuas, tersesat hingga sampai Bundaran Jembatan Rumpiang.
Beruntung mereka sempat bertanya kepada relawan gabungan yang berjaga, sekaligus memberi petunjuk jalan di Bundaran Jembatan Rumpang.
Tidak cuma warga provinsi tetangga. Relawan juga berhasil mencegah pasangan suami istri yang cukup tua agar tidak tersesat terlalu jauh.
Bermaksud menuju Sungai Gampa, mereka malah kesasar sampai Bundaran Jembatan Rumpiang.
“Mereka tampaknya terjepit di antara rombongan besar, sehingga lupa seharusnya belok kiri di pertigaan Sungai Bamban,” papar Ihsan, salah seorang relawan.
Kepadatan kendaraan di Jalan Bahaudin Musa sendiri bertahan hingga pukul 02.00. Sebagian besar merupakan jemaah dari Banua Enam dan Kaltim, termasuk Marabahan dan sekitarnya.
“Sebenarnya kami belum pernah melalui Jejangkit atau Margasari. Tetapi ketika di Martapura, kami diarahkan petugas ke Sungai Tabuk,” jelas H Samsul, jemaah dari Hulu Sungai Tengah yang singgah di rest area Mesjid Baitul Muttaqin Bantuil.
Situasi itu membuat relawan di Bundaran Jembatan Rumpiang berperan penting. Mereka tak henti meneriakkan nama-nama kota di Banua Anam seperti Rantau, Barabai, Amuntai dan Tanjung untuk mengarahkan jemaah.
Kendati sudah dipasang plang petunjuk arah, tidak sedikit jemaah yang kebablasan. Seharusnya berputar di bundaran, mereka malah langsung belok ke kiri menuju arah Marabahan.
Baca Juga: Wali Kota Banjarbaru Kunjungi Posko dan Rest Area Haul Sekumpul
Baca Juga: Haul Guru Sekumpul Usai, Jemaah Sakit Tak Bisa Pulang
Baca Juga: Pasca-Haul Guru Sekumpul, Kalimantan Selatan Kembali Hujan