bakabar.com, BANJARMASIN – Budaya Banjar Lamut dikemas sedemikian profesional oleh STIKIP PGRI Banjarmasin program studi pendidikan Seni Drama dan Tari (Sendratari).
Salah satu kesenian yang hampir punah tersebut diaransemen ulang menjadi karya kolosal bertema Maurak Waandung Lamut Bujang Maluala.
Puluhan seniman yang terdiri dari siswa Sekolah Dasar (SD) hingga mahasiswa ini memainkan drama kolosal tersebut tidak bergantung dengan naskah.
Alur ceritanya bergerak sesuai tuturan dari Gusti Jamhar Akbar sang Pelamut sebutan khusus bagi orang yang mendalami bidang seni Lamut.
Iringan latar belakang musik yang kerap berganti juga turut merubah jalan cerita.
Alhasil pementasan yang dipusatkan di Gedung Sultan Suriansyah pada Sabtu (1/2) ini sangat menghibur ribuan pasang mata. Mereka tidak ingin lepas dari kursinya sebelum drama kolosal tersebut berakhir.
Kepala Unit Pelaksana Program Studi Pendidikan Sendratari STIKIP PGRI Banjarmasin Suwarjiya menerangkan sebanyak 135 pemain ini sudah berkerja keras.
Selama 4 bulan lamanya, mereka berlatih untuk bisa menampilkan yang terbaik pada saat pementasan.
Jalan cerita kolosal bertema Maurak Waandung Lamut Bujang Maluala yang semula bisa dimainkan 3 hari 3 malam. Namun di tangan mereka diringkas menjadi 1 jam 7 menit saja.
“Kami ingin keterampilan Lamut tidak habis sampai di sini, jadi ketika mahasiswa ini lulus mereka bisa mengajarkan kepada anak anak sekolah tentang budaya khas Kalsel,” ujarnya.
Lalu kenapa harus budaya Banjar Lamut yang dipilih?
Ia mengatakan masih banyak dosen atau tenaga pengajar yang tidak mengetahui kesenian bertutur tersebut.
Apalagi mahasiswa yang masih berpaku kepada metode pembelajaran dosen itu sendiri.
Kesenian Lamut terbilang jarang diekspos ke dunia luar. Dan yang mempelajarinya secara mendalam juga sangat terbatas.
Pergelaran ini menjadi obat penawar rindu para pencinta kesenian Balamut.
STIKIP PGRI juga ingin memperkenalkan seni budaya Lamut tidak hanya di Kalsel, tapi bisa dimainkan keluar pulau. Namun dengan sajian yang berbeda dari biasanya.
“Lamut selalu dipadukan dengan tarian dan opera, tapi kali ini kita lain dan ini patut diapresiasi,” pungkasnya.
Diketahui drama kolosal yang diadakan program studi pendidikan Sendratari STIKIP PGRI Banjarmasin ini sudah memasuki tahun keempat.
Pemain dan pelaksanaan mengabungkan dua semester dan mata kuliah yang berbeda. Antara mahasiswa semester lima dan tujuh.
Meski begitu, ia mengatakan pementasan tersebut bukanlah syarat untuk kelulusan mahasiswa.
Syarat akhir dalam pendidikan masih berpatok pada skripsi ketika mahasiswa tersebut ingin mengejar titel sarjana.
“Ya kewajiban aja bagi mereka setiap tahunnya,” tuturnya.
Disana, para penonton juga menyaksikan maestro kesenian Lamut Gusti Jamhar Akbar yang tampil memukau.
Baca Juga:STKIP PGRI Banjarmasin Persembahkan Sendratari Kolosal Bujang Maluala
Baca Juga:Horor! Santri di Banjarmasin Dihantui Suara Tangisan Wanita di Video Story Instagram
Reporter: Bahaudin QusairiEditor: Fariz Fadhillah