Kalsel

Dirut Bulog Paparkan Keunggulan Beras Anti Stunting di Hari Pers Nasional 2020

apahabar.com, BANJARMASIN – Perum Bulog mendukung penuh rencana pemerintah untuk menciptakan SDM unggul melalui strategi percepatan…

Featured-Image
Dirut Bulog, Budi Waseso paparkan keunggulan beras anti stunting saat Hari Pers Nasional 2020 di Kalsel. Foto-Istimewa.

bakabar.com, BANJARMASIN – Perum Bulog mendukung penuh rencana pemerintah untuk menciptakan SDM unggul melalui strategi percepatan pencegahan stunting (anak kerdil) dan program percepatan perbaikan gizi masyarakat melalui penyediaan pangan yang sehat yaitu beras berfortifikasi (bervitamin).

Hal itu dipaparkan langsung Direktur Utama Perum Bulog pada Seminar Nasional dengan tema Pemetaan Masalah dan Solusi Penangangan Stunting dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional tahun 2020 bertempat di Rumah Sakit Ulin, Banjarmasin, Sabtu (8/2) kemarin.

“Perum Bulog siap bekerja sama dengan semua pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah guna memberikan layanan pangan yang menambah gizi bagi masyarakat,” ucap Dirut Bulog, Budi Waseso melalui siaran pers yang diterima bakabar.com, Minggu (9/2).

Dalam paparannya, Budi Waseso menyampaikan, beras fortifikasi dapat menjadi jembatan integrasi kebijakan antar program pemerintah.

Sehingga dapat mengurangi dan menangani prevalensi stunting serta anemia di Indonesia melalui integrasi dengan program BPNT/Kartu Sembako, pengelolaan CBP serta program pangan lainnya.

"Dengan integrasi kebijakan, diharapkan dapat menghasilkan SDM berkualitas dan mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa yang kreatif, produktif dan berdaya saing tinggi," ujar Budi Waseso.

Beras fortifikasi atau beras bervitamin yang akan disalurkan oleh BULOG merupakan beras sehat yang diperkaya dengan beberapa mikronutrien seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng (Zn).

Ia menambahkan, BULOG ingin membangun kesepahaman tentang beras bervitamin (beras fortifikasi), proses produksi dan rencana pengembangan kernel sebagai local product.

Kemudian, membangun kesepahaman pentingnya integrasi antar program pemerintah dalam percepatan pencegahan dan penanganan stunting, juga terhadap ketahanan pangan.

“Harapannya seminar ini dapat memberikan manfaat bagi semua, terutama dalam terwujudnya ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang sehat dan bergizi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Berbicara fortifikasi pangan di Indonesia bukan hal yang baru. Pada tahun 1986, pemerintah melalui Kemenkes telah berhasil mengatasi masalah penyakit gondok melalui kebijakan yang mewajibkan fortifikasi garam dengan Iodium.

Pada tahun 2003, pemerintah juga telah mewajibkan fortifikasi tepung terigu dengan enam jenis vitamin dan mineral. Fortifikasi minyak goreng dengan vitamin A juga sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu dan sedang dalam proses untuk diwajibkan.

"Oleh karena itu, terkait dengan tugas Bulog untuk mendukung program pemerintah dalam intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses pangan bergizi. Bulog telah berinovasi dengan menyiapkan beras fortifikasi yang salah satunya dapat disalurkan kepada masyarakat berpendapatan rendah dengan harapan dapat semakin berdaya ungkit untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat,” tandasnya.

Sekedar diketahui, seminar yang dihadiri 300 peserta ini dibuka dengan keynote speech oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy.

Hadir juga narasumber lainnya dalam seminar itu, yakni Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Direktur Komunikasi Danone Indonesia Arif Mujahidin.

Baca Juga:HPN 2020, Menkominfo: Produksi Hoaks Menguras Energi!

Baca Juga:HPN 2020, Ilham Bintang: Deklarasi JMSI Penting dan Perlu Diapresiasi

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner