bakabar.com, BANJARBARU – Sampai hari ini, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) menjadi wilayah terdampak banjir terparah di Kalimantan Selatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel sudah menaikan status HSU menjadi tanggap darurat bencana banjir.
“Tanggap darurat banjir hingga 14 hari ke depan,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel, H Abriansyah Alam dalam konferensi pers di kantor Dinas Pekerjaan Umum, dan Penataan Urang (PUPR) Kalsel, Selasa (11/2) sore tadi.
Dengan penaikan status tadi, artinya penanganan banjir akan melibatkan lintas sektor.
“Bukan hanya BPBD, semua komponen yang ada di daerah melakukan penanganan ini,” kata Alam kepada awak media.
Dalam catatan BPBD, hingga 10 Februari terdata 121 kejadian terdiri dari 12.427 Kepala Keluarga dan 35.161 jiwa terdampak akibat bencana banjir ini. Terparah kata Alam ada di kawasan Tabalong dengan 69 kejadian dan 8.941 KK terdampak.
“Ini menjadi tersusul oleh HSU dengan kondisi sekarang bisa 10 ribu, karena kondisi di sana semakin hari semaik naik (debit air),” beber dia.
Dalam 2-3 hari ke depan, diprediksi debit air masih akan terus naik. Pihaknya akan terus siaga memantau lewat Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) setempat.
“Sekitar 120 centimeter. Posisi dalam rumah, ketinggian dari tanah sampai 120 cm,” ujarnya menyebut ketinggian permukaan air banjir di HSU.
Pergerakan air di HSU terbilang cepat. Kawasan rendah diperkirakan akan terdampak parah, yaitu Alabio dan Danau Panggang. Akibat cuaca ekstrem, banjir ini juga sebab kiriman air dari Tabalong dan Balangan.
“Itu bisa berbulan-bulan dengan kondisi seperti ini,” ujarnya
Dari prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi juga terus turun hingga April nanti.
Melalui dana APBD 2020, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui BPBD telah menganggarkan penyaluran bantuan logistik untuk korban terdampak banjir.
“Kemungkinan 1-2 hari akan kita kirim bantuan baperstok untuk Amuntai,” jelasnya
Selain HSU, Alam juga memaparkan wilayah lain yang terdampak banjir di antaranya Desa Pupuyuan di Kabupaten Balangan, Tabalong, Pengaron di Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Tanah Bumbu.
“Rata-rata kabupaten bisa menanganinya. Respons masyarakat di sana sudah siap menghadapi bencana banjir seperti tahun-tahun lewat,” tutup dia
Sudah 5.757 Rumah Terendam
Dari laporan BPBD, banjir di HSU telah merendam 5.757 rumah. Sesuai prediksi, tinggi air pada hari ini, Selasa (11/2), bakal naik lagi.
"Kondisi ini diperkirakan akan bertambah lagi seiring dengan sebaran air di beberapa desa lainnya," terang Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Wahyuddin kepada bakabar.com ditemui bakabar.com, siang tadi.
Mengapa demikian? Ujud, sapaannya bilang, banjir hari ini sebagai dampak kiriman air dari Kabupaten Tabalong dan Balangan.
"Curah hujan juga masih tinggi, warga harap waspada luapan air sungai," ungkapnya.
Dampak banjir hari ini, hampir semua sekolah pada kecamatan terdampak diliburkan.
Selain itu, banjir juga berdampak pada pelayanan kesehatan di puskesmas atau pustu dan puskesdes setempat. Fasilitas desa pun tak luput dari terjangan banjir. "Sebagian besar masjid, surau, langgar juga terendam air," lanjutnya.
Lebih jauh, kantor desa dan balai desa setempat ikut terendam air. Lalu jalan negara lebih kurang 23 kilometer juga terendam, namun masih bisa dilewati oleh roda dua dan empat.
Lima Desa Terisolir
Tak cuma itu, terdapat dua desa yang terisolir di kecamatan Banjang, Desa Murung Padang, dan Desa Danau Teratai. Jajaran musyawarah pimpinan daerah kemarin, menggunakan jukung untuk menyalurkan bantuan ke daerah itu.
Di Kecamatan Amuntai Utara, ada tiga desa terilosir, yakni Desa Himping, Guntung, dan Pandawan. Dan listrik sebagian telah di putus di desa yang terisolir.
"Untuk kerusakan rumah atau fasilitas pendidikan dan rumah ibadah belum di kalkulasi lagi," ucap Ujud.
Selain itu, menurut pantauan tim BPBD, lahan pertanian ikut terendam. Namun tidak merugikan karena pasca-panen.
Untuk bantuan sendiri dalam bentuk bantuan logistik, berasal dari Dinas Sosial HSU, BPBD HSU, Dinas Ketahanan Pangan HSU, DPRD HSU, BRI HSU, PT Adaro, BPBD Balikpapan.
"Kondisi terkini, air masih tinggi, dan memungkinkan air akan naik. Namun kondisi masyarakat kondusif, terkendali dan tidak panik," jelasnya.
Adapun BPBD telah mendirikan Posko Gabungan dengan personel yang bertugas, yaitu BPBD HSU 20 orang, TNI/ Polri 14 orang, Dinas kesehatan 6 orang, Tagana 10 orang, PMI 3 orang, RAPI 3 orang, BPBD Provinsi Kalsel 4 orang. Mereka aktif melakukan patroli imbauan. (*)
Lokasi dan dampak banjir terjadi di 8 kecamatan dengan merendam total 5.757 rumah, dengan rincian sebagai berikut:
- Kecamatan Banjang, merendam 1.170 rumah, 1.415 KK, 3.810 jiwa. Ketinggian air 50 cm hingga 150 cm- Kecamatan Amuntai Selatan, merendam 916 rumah, 916 KK, 2.805 jiwaKetinggian air 20 cm hingga 30 cm- Kecamatan Amuntai Utara, merendam 2.236 rumah. Ketinggian air 20 cm hingga 100 cm- Kecamatan Sungai Pandaan, merendam 115 rumah. Ketinggian air 20 cm hingga 40 cm.- Kecamatan Amuntai Tengah, merendam 367 rumah. Ketinggian air 20 cm hingga 80 cm- Kecamatan Haur Gading, merendam 743 rumah. Ketinggian 20 cm hingga 50 cm- Kecamatan Sungai Tabukan. Desa Sungai Tabukan 5 buah rumah. Ketinggian air 20 cm hingga 30 cm.-Kecamatan Babirik, Desa Babirik Hulu 5 buah rumah. Ketinggian air 20 cm hingga 25 cm.
Baca Juga: Banjir di Kabupaten Banjar, 25 Sekolah Terpaksa Diliburkan
Baca Juga: Banjir di HSU Telan Nyawa, Seorang Tewas Tersetrum
Sumber: BPBD
Reporter: Musnita SariEditor: Fariz Fadhillah