Kalsel

Warga Desa Bebayau Bertaruh Nyawa Meniti Jembatan Darurat

apahabar.com, PARINGIN – Belakangan ini, warga Desa Bebayau di Kabupaten Balangan harus bertaruh nyawa meniti jembatan…

Featured-Image
Jembatan utama yang menghubungkan Desa Babayau dengan kebun warga ambruk sebelum selesai dibangun, Sabtu sore kemarin. Praktis warga yang menggantungkan hidup dari berkebun mesti menggunakan jembatan darurat. Foto-apahabar.com/Agus Suhadi

bakabar.com, PARINGIN – Belakangan ini, warga Desa Bebayau di Kabupaten Balangan harus bertaruh nyawa meniti jembatan darurat.

Mereka menggunakan jembatan pengganti untuk menuju kebun lantaran jembatan penghubung utama ambruk, Sabtu (11/1) sore.

Jembatan utama itu ambruk lantaran besi angker sebagai penahan tali besi jembatan tak kuasa menahan beban dan patah.

Padahal, 70 persen dari total jumlah penduduk di Desa Bebayau menggantungkan hidup di kebun karet. Saat ini jumlah penduduk Desa Bebayau sendiri mencapai 659 jiwa.

Pantauan bakabar.com, kondisi jembatan darurat yang berada persis di samping jembatan yang ambruk jauh dari layak. Warga mesti ekstra waspada jika ingin melintasinya.

Irpan, seorang warga Desa Babayau mengeluhkan kondisi jembatan darurat yang miring tersebut.

“Padahal jembatan yang baru dibangun tersebut adalah jembatan utama warga di sini untuk menyadap karet ke kebun. Dengan putusnya jembatan tersebut mau gak mau harus melalui dengan berhati-hati, jembatan darurat di sebelahnya,” ujar Irpan kepada bakabar.com.

Sementara, jika ingin menggunakan jalan alternatif warga mesti melintasi desa sebelah yang jaraknya terpaut lumayan jauh.

Karena jembatan yang ambruk merupakan akses utama, Kepala Desa Babayau Doni mengaku tak ada pilihan lain selain menggunakan jembatan darurat.

“Saat ini pemerintah desa akan melakukan musyawarah bersama masyarakat, mencari jalan solusi dan juga meminta pendapat kepada pemerintah daerah,” ujar Doni.

Sementara ini, pihaknya masih menginventarisir total kerugian akibat jembatan ambruk.

“Hanya besi angker sebagai penahan tali besi jembatan saja patah, untuk kayu dan papan jembatan masih bisa kami ambil,” ucap Doni.

Sementara, tampak sejumlah pekerja berada di tengah sungai mengais kayu jembatan untuk dinaikan ke atas tebing.

Sebagaimana diketahui, jembatan gantung yang dikerjakan medio Oktober 2019 kemarin sejatinya belum rampung dikerjakan.

Untuk diingat, jembatan gantung tersebut ambruk dan membuat tiga warga dan dua sepeda motor tercebut.

Jembatan tersebut ambruk tiba-tiba saat hendak dilintasi warga setempat.

Dari laporan Doni, tiga korban mengalami luka ringan. Dua di antaranya warga sekitar, dan satu pekerja jembatan.

Sementara, nasib motor yang terjun bebas mengalami ringsek di bagian muka.

"Satunya lagi hanyut ke sungai," jelas Doni.

img

Jembatan utama yang menghubungkan Desa Babayau dengan kebun warga ambruk sebelum selesai dibangun, Sabtu sore kemarin. Praktis warga yang menggantungkan hidup dari berkebun mesti menggunakan jembatan darurat. Foto-bakabar.com/Agus Suhadi

Baca Juga:Jembatan Ambruk di Balangan, 3 Warga dan Motor Terjun Bebas

Baca Juga:Jelang Haul Sekumpul, Dinas PUPR Kalsel Rampungkan Dua Pelebaran Jembatan

Reporter: Agus Suhadi Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner