bakabar.com, BANJARMASIN – Mundari Karya telah resmi sebagai manajer baru Barito Putera menggantikan Hasnuryadi Sulaiman yang kini menjabat anggota Exco PSSI, selain anggota DPR mewakili Kalimantan Selatan.
Meski mengaku terkejut atas penunjukkan itu, namun Mundari mengaku siap menjalankan amanah tersebut.
Di Barito, Mundari sendiri mengawali karirnya sebagai pelatih di awal 2000-an. Kemudian dia dipercaya Direktur Pembinaan Usia Muda sebelum ditunjuk Hasnur jadi manajer.
Sebagai manajer baru tim berjuluk Laskar Antasari, pria kelahiran Jakarta 1 Oktober 1957 tahun silam tersebut, bertekad akan membuat tim ini lebih baik dari sebelumnya.
Tugas pertama yang akan dilakukannya, kata dia, membangun visi dan misi Barito Putera dengan skuad yang dibangun sejak usia muda.
“Kita sudah coba selama tiga tahun terakhir, kalau kita hanya mengundang pemain bintang untuk menjadikan tim yang bagus, saya pikir kita keliru,” ujar Mundari.
Alasan itulah, menurut Mundari yang mendasarinya untuk mengusulkan merekrut pemain muda. Salah satunya sewaktu belum jadi manajer mengusulkan Barito rekrut M Riyandi (kiper). “Karena dengan begitu saya pikir kita akan berhasil,” nilainya.
Mundari juga mengaku akan lebih gencar lagi memprogram pencarian bakat-bakat baru di usia muda. Salah satunya yang sudah berjalan, lewat ajang Elite Pro Academy.
Meskipun di ajang itu Barito muda belum juara, dia mengklaim bahwa di skuad U-20, tak tertandingi oleh lawan.
Wajar jika kemudian, ada lima nama pemain muda Barito naik ke level senior. Mereka antara lain top skor Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-20 Kahar Musakkar, pemain terbaik EPA Liga 1 U-20 Yuswanto Aditya, kemudian tiga pemain Barito U-18 David Maulana serti si kembar Amirudin Bagas Kaffa dan Amirudin Bagus Kahfi.
Meski terkesan berjudi dengan mendorong pemain muda masuk skuat senior, Mundari punya alasannya.
“Lebih bagus kita jalan pelan, daripada tidak jalan sama sekali. Saya akan menawarkan atau memberi masukan pemain-pemain muda yang bagus kepada Coach Djadjang (sapaan Djadjang Nurjaman, red),” ucapnya.
Satu hal yang paling ditekankannya nanti, yakni menanamkan asas kekeluargaan dan rasa memiliki di setiap pemain terhadap klub.
Dengan begitu, dia berharap pemain bermain dengan sepenuh hati bukan karena faktor lain.
“Kita tau ya sekarang kita sedang sakit, kita ditinggalkan pemain-pemain terbaik kita seperti Hansamu. Bukan masalah uang, di sini uang banyak. Tapi kita butuh pemain yang bermain dengan hati,” harap Mundari.
Salah satu jalan untuk mendapatkan itu, menurutnya ialah membangun tim dengan pemain yang dibina sejak usia muda.
Baca Juga: Ganda Putra Tanah Air Pastikan Gelar di Indonesia Masters
Baca Juga: Iwan Bule: Liga 1 Bergulir Akhir Februari atau Maret
Reporter: Riyad Dafhi R.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin