Memanfaatkan bahan dari alam untuk dijadikan sebuah produk dibutuhkan keterampilan khusus. Keistimewaan itu tak dimiliki semua orang.
Nurul Mufidah, BANJARBARU
VIVI Zubedi nekat menekuni kerajinan purun. Tak tanggung-tanggung, ia bernyali memboyong purun hingga go internasional.
Sekadar diketahui, Purun merupakan jenis tumbuhan rumput yang hidup liar di dekat air atau rawa.
Purun juga sering dikatakan sebagai tumbuhan yang sejenis dengan daun pandan yang hidup di sekitar rawa. Salah satu contoh kerajinan tangan yang digunakan dari bahan purun, yaitu tikar, kipas, tas dan lain-lain.
Tak ingin menonjol sendiri, wanita berdarah Arab ini melibatkan hampir semua pengrajin Purun di Banjarbaru. Hal ini dilakukannya ketika melihat Purun telah lebih dulu terkenal secara global oleh negara lain, bahkan bernilai jual jual tinggi.
Yang membuat Vivi miris, Purun di Indonesia khususnya Banjarbaru masih belum menggeser kantong belanjaan. “Saat ini tas Purun sedang menjadi tren dunia, tapi sayangnya Indonesia tidak berpartisipasi,” ucapnya.
Vivi mengisahkan di luar, tas Purun dibanderol jutaan rupiah, tetapi di Indonesia masih murah. Untuk itu ia yang kini diamanahi sebagai ketua IKRA Indonesia (Industri Kreatif Syariah Indonesia) ingin membantu memacu ekonomi kreatif berbasis syariah masyarakat Banjarbaru, terkhusus pengrajin Purun.
“Purun sangat potensial untuk dikembangkan. Terbukti banyak brand kelas atas mengadopsi anyaman dari berbagai bahan sebagai fashion item: tas, topi, dompet, dan masih banyak lagi. Salah satunya brand asal Italia, Marni yang menjual tas anyaman seharga Rp2-6 juta,” lanjut istri bakal calon kepala daerah kota Banjarbaru, Aditya Mufti Arifin.
Desainer Abaya itu juga meyakini, bahwa dengan inovasi yang tepat, produk Purun Banjarbaru punya potensi bersaing di pasar global.
“Hanya perlu sedikit modifikasi dan sentuhan kekinian agar Purun bisa menjadi fashion item yang membanggakan Indonesia,” yakinnya.
Saat ini, Vivi Zubedi yang notabennya sebagai Founder & Head Director of IKRA Indonesia juga menginisiasi terbentuknya The Purun Label dan telah bertemu dengan buyer mancanegara.
The Purun Label sendiri telah diluncurkan di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), pada Kamis (14/11) lalu di Jakarta Convention Centre.
“ISEF adalah salah satu event ekonomi dan keuangan syariah terbesar dan terdepan di Indonesia dan dihadiri sebanyak 30 negara Islam, sehingga sangat pas untuk mempromosikan The Purun Label,” ujarnya
Ia juga bersyukur, antusiasme pengunjung terhadap The Purun Label sangat menggembirakan.
“Alhamdulillah respon dari International Syariah Economic Forum (ISEF) 2019 sangat menggembirakan. Booth produk Purun langsung diserbu peminat, saat ini sudah ada banyak sekali permintaan di daftar tunggu pre-order produk The Purun Label,” ungkap Vivi.
Ke depannya Vivi Zubedi akan menyertakan The Purun Label sebagai bagian dari koleksi Vivi Zubedi Spring/Summer 2020.
Selain itu, The Purun Label juga telah terdaftar sebagai bagian dari IKRA Indonesia (Industri Kreatif Syariah Indonesia) binaan Vivi Zubedi Foundation dan Bank Indonesia.
“The Purun Label mewakili Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Ke depannya akan ada pembinaan, pendampingan, dan pembekalan hingga The Purun Label dapat menjadi brand UMKM yang mandiri dan berdaya, siap ekspor ke pasar global,” celetuknya.
Dan yang tak kalah penting adalah tujuan dari mahakarya Purun ini. Untuk meningkatkan taraf hidup para pengrajin lokal melalui jalur ekonomi kreatif berbasis syariah.
The Purun Label menyediakan opsi pembelian produk original sebagai kanvas bagi para buyers untuk mengembangkan produknya sendiri.
“Opsi lain adalah memasarkan The Purun Label yang telah dimodifikasi, sebagaimana yang ditampilan di ISEF 2019 lalu,” terangnya.
Keduanya merupakan pilihan yang sama-sama menguntungkan bagi para pengrajin purun di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru-Kalimantan Selatan.
Usut punya usut ternyata di Banjarbaru sudah ada kampung Purun yang terbentuk beberapa tahun lalu namun karena kurangnya sentuhan inovasi sehingga belum berdaya saing dengan produk purun luar negeri.
Namun dengan meluncurnya The Purun Label di panggung Internasional, dapat dipastikan Purun kota Banjarbaru ke depan akan naik tahta.
Baca Juga:Nadalsyah Impikan Barut Miliki Pabrik Ilir Sawit
Baca Juga:Rupiah Menguat, Efek Perang Dagang?
Editor: Syarif