Kalsel

Mesum Pelajar Banjarmasin, Psikolog Harap Efek Jera Tak Kucilkan Pelaku

apahabar.com, BANJARMASIN – Dosen Psikologi Perkembangan Universitas Lambung Mangkurat Rika Vira Zwagery berharap hukuman pada pemeran…

Featured-Image
Salinan video tak senonoh diduga dua pelajar SMP di kawasan Cempaka, Banjarmasin Tengah. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Dosen Psikologi Perkembangan Universitas Lambung Mangkurat Rika Vira Zwagery berharap hukuman pada pemeran video oral seks tak mengucilkan pelaku dari lingkungan sekitar.

Sebagaimana diketahui, aksi mesum tersebut diperankan dua bocah diduga pelajar SMP di Banjarmasin.

Remaja, kata dia, pada dasarnya mengalami perubahan psikologis. Dari masa anak-anak menuju remaja sehingga membutuhkan penyesuaian. "Mereka juga sedang dalam tahap pencarian jati diri. Juga dalam masa yang penuh tantangan, badai dan rasa stres," ungkap Rika kepada bakabar.com.

Beberapa hal tadi, ujar dia, menjadi faktor remaja dapat melakukan beberapa masalah salah satunya perbuatan yang melanggar norma dan agama. Faktor lainnya yang dapat memengaruhi perkembangan remaja adalah lingkungan, khususnya teman sebaya.

"Termasuk tadi kasus kenalakan remaja seperti free seks atau perbuatan mesum," sebutnya.

Diwartakan sebelumnya, sepotong video pendek tersebar menampilkan dua remaja tengah melakukan perbuatan tak senonoh layaknya orang dewasa. Dalam video, si perempuan berjilbab hitam tampak duduk berjongkok dan memberikan oral seks kepada si bocah pria.

Tidak diketahui siapa perekam video ini. Namun penelusuran media ini mendapatkan kecocokan lokasi kejadian berada di belakang sebuah langgar di kawasan Jalan Cempaka VIII, Banjarmasin Tengah.

Dinamik psikologi remaja memang khas. Di usia mereka tingkat emosi masih terbilang labil. Pengaruh eksternal relatif berperan besar dalam pencarian jati diri para remaja. “Misalnya teman, bisa jadi mencontohkan hal yang tidak baik. Atau lewat sosial media, TV, internet,” sebut Rika.

Tidak dimungkiri memang, paparan teknologi secara tidak langsung memengaruhi perilaku remaja. Apalagi menurut Rika, filter untuk mengakses hal-hal negatif seperti pornografi masih cukup rendah. Remaja bisa dengan mudah meniru apa yang mereka lihat.

Memberikan efek jera kepada pelaku pun tidak semudah membalikkan tangan. Meski belum masuk dalam ranah hukum, remaja tetap harus mendapatkan sanksi atas perbuatannya.

“Mereka harus tahu konsekuensi dari perilakunya. Tapi tugas kita adalah bagaimana pembentukan perilaku tanpa mengucilkannya,” ungkap dia

Pembentukan perilaku dapat berupa menghilangkan atau mengurangi perilaku tertentu yang dinilai salah. Dalam ilmu psikologi, sanksi atau hukuman harus menyesuaikan dengan tipe, karakteristik atau tingkat kesalahan remaja sebagai si pelaku.

“Tetap harus perhatikan psikologisnya, kalau dikucilkan akan membuat masalah baru bagi dia,” tegasnya.

Berbicara tentang intervensi, remaja hendaknya dapat meningkatkan kontrol diri. Salah satunya melalui pendekatan spiritual yang menjadi dasar hidup manusia. Sebelum memberikan solusi untuk kasus ini, ujarnya, harus diketahui juga apa penyebab perilaku menyimpang pada remaja tersebut.

“Kita tidak tahu penyebab dia berperilaku itu seperti apa. Apakah karena teman, atau pola asuh orang tua misalkan dia kurang kasih sayang dari orang tua,” lanjutnya.

Pengaruh lingkungan memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku remaja. Bagaimana lingkungan dapat memberikan edukasi yang dapat membuat sadar pelakunya atau hukuman namun sifatnya tidak menimbulkan dampak psikologis pada remaja.

“Selain itu, pendampingan juga diperlukan karena ini bukan hal yang mudah dilalui oleh remaja,” ujarnya mengakhiri.

Baca Juga:Video Mesum Siswi Hebohkan Banjarmasin, Disdik Ambil Langkah Konkret

Baca Juga: Oral Seks Diduga Oknum Siswi Banjarmasin, Disdik Sambangi Sekolah

Baca Juga: Setelah Banjarmasin, Giliran Balikpapan Gempar Video Mesum Pelajar

Reporter: Musnita Sari
Editor: Fariz Fadhillah

Komentar
Banner
Banner