Nasional

Update Karhutla, Sudah Ribuan Hektar Ludes di Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus membayangi Kalimantan Selatan (Kalsel). Berdasarkan data Badan…

Featured-Image
Salah satu titik hotspot yang terekam dari pantauan udara di Kalimantan Selatan, Minggu pekan lalu. Foto-apahabar.com/Wahyu

bakabar.com, BANJARMASIN – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus membayangi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, hingga 5 September 2019, 2.797,24 hektar kawasan hutan dan lahan ludes terbakar. Itu terbagi kebakaran lahan 2.719,49 hektar dan hutan 77,75 hektar.

“Untuk lahan sebanyak 960 kasus dan hutan 10 kasus,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyuddin, Jumat (6/9) siang.

Terdapat tiga kabupaten tertinggi untuk luasan lahan terbakar di Kalsel. Yakni, Tanah Laut 502,7 hektar, Tapin 479,74 hektar dan Banjar 436,47 hektar.

“Sisanya terbagi di seluruh wilayah di Kalsel,” bebernya.

Begitu juga kebakaran hutan di Kalsel. Sedikitnya, terdapat 3 kabupaten teratas kasus kebakaran hutan. Seperti halnya Banjar 61 hektar, Banjarbaru 6 hektar dan Batola 2,25 hektar.

“Adapun untuk sebaran hotspot karhutla di Kalsel, yakni NOAA 220, SNPP 270, dan AQUA/ TERRA 334,” pungkasnya.

Sekadar diketahui BPBD Kalsel terus berjibaku memadamkan api menggunakan Helikopter Bombing milik BNPB RI.

Kebakaran di lahan gambut menjadi kendala lain BPBD Kalsel melakukan pemadaman. Meskipun telah dilakukan pembahasan di permukaan, namun api tak kunjung padam.

Tak sedikit pula, dari kasus ini menghasilkan kepulan asap yang luar biasa. Sampai-sampai BNPB harus menambah satu buah helikopter.

Setiap pagi dan sore, Tim Pemantau Karhutla terus melalukan patroli di beberapa titik api di Kalsel. Khususnya di sekitar Bandara Syamsuddin Noor, yang dikenal sebagai kawasan objek vital nasional.

Baca Juga: Personel Dalkarhutla BPTH Sigap Atasi Kebakaran Lahan

Baca Juga: Waspada, Ada 200 Hotspot Berpotensi Menyulut Karhutla

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner