Kalsel

Selama Karhutla di Batola, Camat Dilarang Meninggalkan Wilayah

apahabar.com, MARABAHAN – Demi mempermudah koordinasi penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), semua camat di Barito…

Featured-Image
Dandim 1005/Marabahan Letkol Kav Sugianto, mengikuti video converence bersama Wakil Bupati Batola, Rahmadian Noor, serta Kapolres AKBP Mugi Sekar Jaya. Foto: Bastian Alkaf/apahabar.com

bakabar.com, MARABAHAN – Demi mempermudah koordinasi penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), semua camat di Barito Kuala diinstruksikan tidak meninggalkan wilayah masing-masing.

Karhutla masih menjadi masalah yang dihadapi sebagian besar wilayah di Kalimantan Selatan, termasuk pula Batola. Tidak cuma Kalsel, situasi serupa terjadi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Situasi ini lantas membuat Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Subiyanto, beserta Kapolda Kaltim Irjen Pol Pryo Widyanto, menggelar video converence, Selasa (17/9), untuk membahas strategi penanganan Karhutla.

Pertemuan melalui video converence tersebut terhubung ke seluruh Korem, Kodim, Polda dan Polres di wilayah Kodam VI Mulawarman.

Sementara di Marabahan, video converence digelar di media center Kodim 1005/Marabahan yang dihadiri Dandim Letkol Kav Sugianto, Wakil Bupati Batola Rahmadian Noor, Kapolres AKBP Mugi Sekar Jaya, serta Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumarno.

“Memang semua pihak mesti terlibat dalam penanganan Karhutla. Masyarakat juga harus mendapatkan pemahaman melalui sosialisasi, mengingat faktor kesengajaan masih menjadi penyebab utama,” ungkap Sugianto.

“Sosialisasi tersebut dilakukan ke semua kecamatan dengan dibantu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),” imbuhnya.

Melalui video conference tersebut, juga dipaparkan kendala penanganan Karhutla di berbagai wilayah Kodam VI Mulawarman.

Salah satunya lahan yang terbakar adalah gambut, sehingga proses pemadaman membutuhkan waktu cukup lama. Itu belum termasuk ketersediaan air dan akses ke titik api.

Masalah serupa juga dihadapi Batola. Kendati demikian, ketersediaan air di beberapa titik masih memadai berkat Program Serasi yang di antaranya menormalisasi aliran air dari Sungai Barito.

“Kemudian untuk memasuki daerah yang sulit dijangkau mobil pemadam, baik dari darat maupun sungai, kami memodifikasi sepeda motor agar dapat mengangkut alkon,” jelas Sugianto.

Andai kemudian kebakaran sulit diatasi Kodim, Polres maupun BPBD sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah, Pangdam VI Mulawarman dan Polda bersedia memberi tambahan personil beserta perlengkapan penanggulangan kebakaran.

Sementara Kapolda Kalsel, Irjen Pol Yazid Fanani, menekankan dalam video conference tersebut agar setiap daerah tidak meremehkan setiap titik hotspot, sekalipun hanya ditemukan satu titik.

Penekanan lain adalah penanggulangan kebakaran yang terjadi dekat Bandara Syamsuddin Noor, maupun daerah terdekat sekitar bandara.

Penanganan kebakaran di sekitar bandara ini bisa menjadi barometer. Apalagi kelalaian penanganan bisa berakibat kepada penundaan penerbangan.

Selain penanganan di lapangan, termasuk penindakan hukum terhadap pelaku pembalakan, Yazid menggarisbawahi kegiatan spiritual berupa pelaksanaan salat meminta hujan atau istisqa.

“Memang sudah seharusnya salat istisqa dilakukan. Sekalipun sudah berikhtiar, izin tetap dari Allah. Semoga dalam waktu dekat, istisqa mulai dilakukan di setiap desa yang dikoordinir kecamatan,” sahut Rahmadian Noor.

“Kemudian koordinasi dan kewaspadaan juga tetap ditingkatkan di tempat masing-masing. Pun camat sudah diinstruksikan supaya tidak meninggalkan wilayah guna terus memantau perkembangan,” tandasnya.

Baca Juga: Karhutla di Kalteng Ancam Ribuan Orang Utan di TNTP

Baca Juga: BPBD Rilis Daerah Rawan Karhutla di Balangan, Berikut Datanya

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner