Kalsel

Natasha, Bocah Penderita Kanker Mata Banjarmasin Butuh Uluran Tangan

apahabar.com, BANJARMASIN – Natasha Ariffin bocah berumur 8 tahun di Banjarmasin butuh uluran tangan. Di usianya…

Featured-Image
Natasha Ariffin didampingi ibundanya, Khairunnisa di tempat tinggalnya, Jalan Kaca Piring 7, RT 04, RW 01, Mawar, Banjarmasin Tengah. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Natasha Ariffin bocah berumur 8 tahun di Banjarmasin butuh uluran tangan.

Di usianya yang masih kecil ia divonis retino blastoma atau kanker mata.

Mata kanan siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) itu kini tak bisa berfungsi normal.

Penyakit anak kedua pasangan Arif Rusman dan Khairunnisa warga Jalan Kaca Piring 7, RT 04, RW 01, Mawar, Banjarmasin Tengah ini termasuk langka.

Natasha, kata sang ibunda, dilahirkan normal seperti bayi pada umumnya.

Menginjak usia 36 bulan, Nissa melihat ada kelainan pada salah satu mata anaknya. Setiap hari mata anaknya terlihat seperti mata kucing.

Dibiarkan kelamaan menjadi membesar. Karena khawatir dengan gejala yang timbul dari mata Natasha, keluarga membawanya ke dokter mata untuk pemeriksaan.

“Ternyata dokter menemukan ada kelainan pada retina anak saya, kata dokter penyakit ini kanker mata,” jelas Nissa saat dijumpai di tempat tinggalnya, Jumat (27/09).

Usai diperiksa, dokter mata menyarankan anaknya untuk menjalani kemoterapi di salah satu RSUD ternama di Kalsel.

Sebulan sekali, Natasha melakoni kemoterapi. Upaya pengobatan medis tersebut memerlukan biaya yang besar.

Beruntung keluarga telah memiliki fasilitas BPJS Kesehatan.

“Bertahan sekitar lima tahun kemoterapi sebelum dioperasi oleh doktor mata,” jelasnya.

Operasi yang dilakukan doktor spesialis tersebut sukses besar. Namun tetap meninggalkan kesedihan bagi keluarga.

Nissa menuturkan anak kedua itu telah kehilangan penglihatannya. Bola mata sebelah kanannya kosong, berbeda dengan sebelah kiri.

Kondisi demikian menyebabkan Natasha di-bully teman teman sebayanya.

“Saya sakit hati karena anak saya sering diejek teman temannya karena tidak satu mata,” tuturnya.

Supaya kejadian bully tidak memengaruhi kehidupan sosial Natasha, ia berharap ada dermawan yang bersedia membantu pengobatan anak perempuannya.

Sebab harga satu bola mata palsu sekitar Rp3 juta. Harga itu di luar pemasangan dan di luar jangkauan BPJS Kesehatan.

Itu menjadi kendala keluarga, karena pekerjaan orang tua Natasha hanya pegawai swasta dan ibu rumah tangga.

“Selalu diberi semangat dan semoga bisa punya mata untuk anak saya bermain dengan teman temannya lagi,” pungkasnya.

Menanggapi itu, Danramil Banjarmasin Barat Tengah, Mayor Corp Zeni Tandra Wideru memutuskan akan membantu warganya yang tengah kesusahan.

Misalnya seperti Natasha, Koramil terus memberikan motivasi agar dirinya percaya diri dan tidak minder lagi beraktivitas di luar ruangan.

“Lebih percaya diri, kedatangan kita ini untuk dukungan moril Natasha,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Koordinator Kalsel Peduli, Suharyanto. Ia berpesan kepada keluarga untuk memperhatikan aktivas Natasha. Segala aspek yang berhubungan dengan makanan dan di luar ruangan sekalipun.

Kalsel Peduli akan berupaya membantu bocah yang bercita cita jadi doktor itu untuk memasang bola mata palsu.

“Ayo kita bersama sama memberikan bantuan pemasangan bola mata untuk Natasha,” ujarnya mengakhiri.

Baca Juga: Peringati HAN, Turun Tangan Banjarmasin Hibur Anak-Anak Penyintas Kanker

Baca Juga: Hebat, Dua Siswi Palangka Raya Juara Dunia Penyembuh Kanker Payudara

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah

Komentar
Banner
Banner