bakabar.com, BANJARBARU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus saja terjadi. Dampaknya kini, asap mulai menyelimuti langit Kalimantan Selatan (Kalsel).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, hingga 6 September 2019, sedikitnya 2.834,59 hektar kawasan hutan dan lahan ludes terbakar. Itu terbagi dari kebakaran lahan seluas 2.756,84 hektar dan hutan 77,75 hektar.
"Untuk lahan sebanyak 978 kasus dan hutan 10 kasus," ucap Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyuddin, Sabtu (6/9) di Fasi Bandara Samsyudin Noor.
Terdapat tiga kabupaten teratas yang luasan lahannya terbakar di Kalsel. Yakni, Tanah Laut seluas 520,95 hektar, Tapin 481,54 hektar dan Banjar 436,47 hektar. "Sisanya terbagi di seluruh wilayah di Kalsel," ungkap Wahyuddin.
Begitu juga kebakaran hutan di Kalsel. Tiga posisi kab/kota di Kalsel teratas yang hutannya terbakar. Seperti Kabupaten Banjar seluas 61 hektar, Kota Banjarbaru 6 hektar dan Kabupaten Batola 2,25 hektar.
Tak sedikit pula, dari kasus ini menghasilkan kepulan asap yang luar biasa.
"Adapun untuk penyumbang asap terbesar dari Liang Anggang (Kota Banjarbaru), dan asap terbanyak ke wilayah bandara dari Bati-Bati, (Kabupaten) Tanah Laut" pungkasnya.
Sekadar diketahui BPBD Kalsel terus berjibaku memadamkan api menggunakan Helikopter Bombing milik BNPB RI.
Kebakaran di lahan gambut jadi kendala lain BPBD Kalsel melakukan pemadaman. Meskipun telah dilakukan pembahasan diawal, namun api tak kunjung padam. Sampai-sampai BNPB harus menambah satu buah helikopter.
“Kemarin datang 1 heli lagi untuk patroli jadi total ada 7 heli, 2 heli patroli dan 5 heli boombing” ungkapnya.
Setiap pagi dan sore, Tim Pemantau Karhutla terus melalukan patroli di beberapa titik api di Kalsel. Khususnya di sekitar Bandara Syamsuddin Noor, yang dikenal sebagai kawasan objek vital nasional.
Baca Juga: TNI dan Satgas Siaga Karhutla di Bandara Syamsudin Noor
Baca Juga: Teror Karhutla Belum Usai, BMKG Kembali Deteksi Ratusan Hotspot Kalsel
Baca Juga: Waspada! Dua Wilayah di Banjarmasin Rawan Karhutla
Reporter : Nurul Mufidah
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin