bakabar.com, BANJARMASIN – Sebagai pelatih berpengalaman, Djajang Nurjaman pasti sudah memiliki opsi-opsi untuk mengeluarkan Barito Putera dari zona degradasi.
Djanur, begitu pria berusia 60 tahun tersebut biasa disapa, didatangkan Barito menggantikan Yunan Helmi menjelang putaran kedua Liga 1 2019.
Ekspektasi terdekat yang dibebankan kepada Djanur adalah mengangkat posisi Barito dari zona degradasi. Hanya mengoleksi 12 poin dari 16 pertandingan, Laskar Antasari memang harus segera bangkit.
Guna mengakomodir kedatangan Djanur, Barito juga melakukan banyak perubahan. Yoo Jae-hoon, Lucas Silva dan Artur Vieira yang merupakan pemain asing warisan Jacksen Tiago, sudah resmi didepak.
Hanya Rafael Silva yang dipertahankan, kendati striker kelahiran Brasil ini masih belum optimal pasca mengalami cedera.
Lantas Barito mendatangkan gelandang bertahan Kosuke Yamazaki Uchida dan kiper Syaiful Syamsuddin, serta menyeleksi striker Henrique Santos dan bek tengah Demerson Costa.
Kedepan Barito juga berencana mendatangkan seorang attacking midfielder dari Amerika Selatan, serta satu bek sayap lokal.
Melihat posisi pemain yang didatangkan, sekilas Djanur hanya mengganti apple to apple. Artinya pemain baru memiliki posisi serupa dengan pemain yang digantikan.
Namun terdapat sedikit penekanan yang berusaha dilakukan Djanur. Usaha itu berupa menambah daya saing wingback.
Barito sendiri hanya memiliki Nazar Nurzaidin, Andri Ibo dan Roni Beroperay yang menjadi wingback reguler di musim 2019.
Lantas dalam beberapa kesempatan, baik lantaran strategi maupun cedera dan skorsing, pemain lain ditempatkan mengisi pos wing back.
Mulai dari pergeseran posisi Dandi Maulana dari pos center back ke wingback kiri, serta penempatan Ady Setiawan, Rizki Rizaldi Pora dan Gavin Kwan Adsit yang notabene gelandang.
Ady ditempatkan sebagai wingback kanan, ketika menjadi penentu kemenangan atas Persib Bandung. Masih ditangani Yunan Helmi, Barito menggunakan formasi 4-3-3.
Sedangkan Rizki mengisi pos wingback kiri dalam formasi 5-3-2 melawan Persija Jakarta, semasa dilatih Jacksen Tiago.
Kemudian Gavin kebagian menjadi wingback, ketika Barito dikalahkan Kalteng Putra. Gavin mengisi pos bek kanan dalam formasi 4-2-3-1.
Pun dalam latihan terakhir, Selasa (27/8), Djanur juga sudah mencoba Gavin sebagai wingback kanan. Gavin sendiri bertipe versatile player, lantaran memiliki kemampuan bermain dalam beberapa posisi.
Terlepas dari itu, Djanur mengaku masih membuka kesempatan pemain baru mengisi sektor sayap ini. "Salah satu pemain lokal yang mau kita ambil di situ yang berposisi bek sayap," kata Djanur usai latihan.
Penguatan wingback ini mirip dengan upaya Djanur bersama Persib di ISL 2014. Seperti diketahui bersama, Maung Bandung berhasil menjadi kampiun.
Dalam pola 4-2-3-1, Persib 2014 memiliki wingback yang andal bertahan, sekaligus dapat diandalkan membantu serangan dalam diri Supardi Nasir dan Toni Sucipto.
Kerjasama paling sehati terjadi di kanan antara Supardi dengan M Ridwan. Tak jarang Ridwan menahan bola untuk memberikan kesempatan Supardi melakukan overlap, sekaligus membuat Persib sering unggul jumlah pemain di sayap.
Bahkan kombinasi itu disebut-sebut merupakan senjata utama Persib dalam mengobrak-abrik pertahanan lawan.
Pun Supardi memiliki kemampuan ofensif menonjol, disamping stamina dan kecepatan, serta mampu melalukan track back dengan baik.
Keberhasilan Supardi ke sepertiga akhir lawan lantas diakhiri dengan umpan-umpan silang untuk memaksimalkan penyerang target man.
Melihat keberhasilan Persib 2014, bukan tak mungkin pula Djanur kembali menggunakan formasi 4-2-3-1. Dalam posisi ini, Kosuke dapat ditandemkan dengan Bayu Pradana di depan empat bek.
Selain berfungsi sebagai dua jangkar perebut bola, Kosuke dan Bayu sekaligus melindungi Evan Dimas yang mengatur serangan.
Sebelumnya dalam banyak kesempatan, posisi Evan lebih sering jauh ke belakang. Akibatnya suplai bola ke depan juga minim, lantaran Evan harus lebih dulu menghadapi pressing lawan.
Tidak hanya Evan, skema tersebut juga dapat mengakomodasi kreativitas Rizky Pora, Ady dan Ferdiansyah maupun gelandang serang asing yang direncanakan datang.
Mereka bisa bergerak melebar untuk menarik bek tengah lawan, sehingga memberi Evan opsi mengumpan langsung kepada striker atau wingback di sisi lapangan.
Bahkan 4-2-3-1 juga berfungsi memperbaiki pertahanan. Dengan memaksimalkan serangan sayap, seorang dari dua gelandang bertahan dapat menutup ruang yang ditinggalkan wingback.
Perubahan lain yang diharapkan dari kedatangan Djanur adalah kedewasaan permainan. Artinya Laskar Antasari paham antara harus menyerang dan menunggu lawan, atau melepas umpan pendek dan umpan panjang.
Baca Juga: Djanur Kesulitan Cari Bek Sayap
Baca Juga: Isyarat Djanur Terkait Nasib Bruno dan Campos di Barito
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin