bakabar.com, BANJARBARU – Kru Miniatur Hutan Hujan Tropika (MH2T) membuat sungkup sederhana dari paranet dan kayu galam untuk peneduh tanaman Meranti, Rabu (7/8).
Meski terlihat sederhana, namun fungsinya penting, karena benda ini nantinya bermanfaat menjadi salah satu peneduh tanaman Meranti.
Tanaman Meranti dikenal sebagai tanaman semi toleran, yakni pada awal pertumbuhannya membutuhkan naungan. Sementara setelah berumur dewasa, tanaman ini akan lebih membutuhkan cahaya.
Manajer MH2T, Abdul Majid memberikan arahan kepada kru-nya terkait penggunaan paranet pada tumbuh kembang tanaman meranti pada awal pertumbuhannya.
“Menggunakan paranet ini tujuannya untuk mengurangi intensitas cahaya. Paranet yang berupa jaring dari bahan plastik atau nylon itu untuk peneduh tanaman,” ujarnya.
Selain itu, desain paranet yang berlubang-lubang kecil bagus untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk.
“Desainnya pas, memang khusus sebagai peneduh tanaman, maka sinar matahari yang masuk tidak berlebih," tuturnya.
Selain sebagai pelindung tanaman dan mengurangi cahaya sinar matahari langsung, sambung Majid, paranet juga bisa digunakan untuk meminimalisir air hujan yang jatuh.
Sedangkan untuk penggunaan kayu galam adalah sebagai penyangga tanaman Meranti yang masih berumur belia.
“Sengaja dipilih kayu galam biar hemat saja, karena digunakan untuk skala areal yang cukup luas,” lanjutnya.
Cara ini dinilai Majid efektif untuk menghemat bahan, selain karena kayunya yang tahan terhadap cuaca panas dan hujan.
"Harapannya pertumbuhan tanaman Meranti menjadi lebih maksimal, karena telah terlindungi paranet. Utamanya pada areal yang tajuk tanaman penaungnya masih belum menutup tanaman inti," pungkas Majid.
Baca Juga: Sambut Menteri Lingkungan Hidup, Kadishut: Persiapan Sudah 80 Persen
Baca Juga: KPH Cantung Serahkan 5,3 Kubik Kayu Ulin Hasil Temuan ke Dishut Kalsel
Reporter: Nurul MufidahEditor: Muhammad Bulkini