bakabar.com, BANJARMASIN - Para wali memang patut menjadi suri tauladan bagi umat muslim dalam ketaatan menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Seperti halnya lewat jejak para ulama-ulama besar dalam menyiarkan Islam. Di Kalimantan Selatan, misalnya. Provinsi tertua di Pulau Kalimantan itu memiliki beberapa ulama besar dengan pengikut yang tidak sedikit.
Sebut saja di antaranya Muhammad Arsyad al-Banjari atau Datu Kalampayan dan Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul.
Di banyak daerah di Indonesia, terutama di komunitas muslim yang masih mengakomodir tradisi dan budaya, salah satu cara menghormati para ulama, yakni dengan menggelar haul atau peringatan meninggalnya ulama. Tradisi itu dianggap sarana kebersamaan kaum muslim dalam memuliakan para wali Allah.
"Yang pertama kita inginkan dalam acara haul adalah bagaimana mengenang beliau (ulama). Dari situ kita mengharapkan berkah, mengingat wali-wali Allah. Mudah-mudahan dengan demikian apa yang menjadi harapan kita bisa terkabulkan oleh Allah SWT," ucap Ketua Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin, H Darul Quthni kepada bakabar.com usai haul akbar Syekh Samman Al Madani, Kamis malam.
Memasuki bulan Dzulhijjah, peringatan haul Syekh Samman Al Madani yang merupakan salah satu guru dari Datu Kalampayan mulai ramai dilaksanakan. Malam tadi, Masjid Raya Sabilal Muhtadin, tempat ibadah umat muslim terbesar di Kalsel itu mampu menyedot puluhan ribu jemaah untuk memeringati Haul Syekh Samman Al Madani.
"Ternyata antusiasme jemaah sangat luar biasa. Sekeliling Masjid ini sudah dipenuhi. Insyaallah, mereka sudah punya pandangan bahwa ini sebuah momen yang sangat penting dan alhamdulillah cuaca juga kondusif," papar Darul.
Peringatan haul juga menjadi cara seseorang dalam mengaktualisasi nilai-nilai para leluhur. Salah satu jemaah haul yang hadir, Achmat Fajar mengatakan tauladan Syekh Samman dapat ditiru dalam kehidupan sehari-hari.
"Di antaranya yang dapat kita ambil, beliau selalu bersyukur dan sabar dalam menjalani hidup. Ada doa yang beliau ucapkan, doa itu membuat beliau jadi wali Qutub pada saat itu," kata mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari ini.
Wasiat amalan Syekh Samman yang dia terapkan tersebut berbunyi: "Allahummaghfir li-ummati sayyidina Muhammad. Allahummarham li-ummati sayyidinina Muhammad. Allahummastur li-ummati sayyidina Muhammad. Allahummajbur li-ummati sayyidina Muhammad Saw." Doa tersebut ucap Fajar, dapat diamalkan setelah salat subuh sebanyak empat kali setiap harinya.
"Itu adalah salah satu doa yang mana menyampaikan beliau menjadi wali Allah," tuturnya
Secara keseluruhan, pelaksanaan haul berlangsung kondusif. Diawali dengan lantunan ayat suci Alquran, selawat dan manakib, lalu dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Guru Zuhdi. Meski jemaah membeludak hingga ke badan jalan, tetapi acara berakhir lancar sesuai harapan panitia.
Baca Juga:Jemaah Haul Syekh Samman Meluber hingga Badan Jalan
Baca Juga:Wali Kota Nadjmi: Keluhan Layanan Publik di Banjarbaru Menurun
Reporter: Musnita Sari
Editor: Fariz Fadhillah