Kalsel

Habar Haji 2019; Ketua IDI Kalsel Laporkan ‘Kondisi’ Terkini di Tanah Haram

apahabar.com, BANJARMASIN – Saat memasuki musim kemarau, tidak hanya masyarakat Indonesia yang merasakan perubahan cuaca ekstrem….

Featured-Image
Ketua IDI Kalsel, dr. M. Rudiansyah berfoto bersama dengan ‘petugas’ lainnya. Dari kiri:  Guru Syukri, Bupati Tanah Bumbu Bpk Suhdiannoor, Guru Fadhli, Guru Rizani, dr. M. Rudiansyah, dan dr. Eko Prastyono. Foto-for apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Saat memasuki musim kemarau, tidak hanya masyarakat Indonesia yang merasakan perubahan cuaca ekstrem. Hal sama juga dirasakan oleh para jemaah yang tengah melaksanakan Ibadah Haji di Tanah Suci.

Melalui pesan singkat, timbakabar.comberkesempatan berbincang dengan salah satu petugas kesehatan haji khusus dari PT Riyal Tunggal Banjarmasin yaitu dr. H. M Rudiansyah, Mkes, SpPD-KGH, FINASIM.

Rudi menggambarkan, ketika berada di Madinah udara berangin dengan suhu sekitar 40-43 derajat celcius, sedangkan pada malam hari suhu mencapai 33-34 derajat.

"Sebelumnya saat di Madinah, suhunya berangin tapi panas baik siang maupun malam," ujarnya.

Dari cuaca ekstrem seperti itu, Rudi menyebut kesehatan jemaah memang sempat menurun. Saat dihubungi pun, ia mengaku baru saja selesai melayani pengobatan beberapa jemaah yang mengeluhkan sakit.

"Saat ini belum sempat beres-beres obat, karena baru sampai tadi pagi jam 3 setelah umroh," balasnya sembari mengirimkan beberapa foto terkait kondisi saat itu.

Pada malam sebelumnya, rombongan jemaah haji khusus PT Riyal Tunggal BJM baru saja melaksanakan Umrah. Lalu, transit di hotel untuk menunggu waktu melaksanakan Wukuf Arafah, Mabit Mina dan melontarkan Jumroh.

"Tadi malam selesai tepat jam 01.00, bertepatan tanggal 6 Agustus atau 5 Dzulhijah. Saat ini sedang di hotel," paparnya.

Padatnya kegiatan berhaji di tengah cuaca ekstrem menjadi salah satu faktor menurunnyakondisi kesehatan jemaah. Umumnya keluhan yang dirasakan seperti batuk pilek, pusing, dan vertigo.

"Untuk penyakit yang banyak batuk pilek, vertigo mungkin karena pengaruh dari naik turun lift. Akibat panas juga yaitu Heat Stroke, tapi sudah diantisipasi sebelumnya," tuturnya

Berikutnya, penyesuaian makanan pun cukup berpengaruh. Padahal menu yang disajikan adalah khas Indonesia.

"Ada yang maag dan diare juga," katanya.

Tidak hanya keluhan penyakit umum yang ia terima. Sekitar hari ke enam, Rudi menceritakan ada jemaah yang sempat pingsan hingga dirujuk ke rumah sakit terdekat.

"Jemaah wanita dengan tekanan darah mencapai 200-an akhirnya dirujuk ke Alsafia Healt Center. Sudah diberi obat sebelumnya tapi tidak diminum, sehingga terjadi seperti ini," jelasnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Rudi yang juga adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kalimantan Selatan ini dibantu satu petugas kesehatan lainnya. Ini sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Agama, apabila membawa jemaah lebih dari 90 orang.

"Dokter tim kesehatan PT Riyal Tunggal Banjarmasin ada dua orang," sebutnya.

Rombongan Haji Khusus PT Riyal Tunggal Banjarmasin memberangkatkan jemaahnya pada 27 Juli lalu. Jemaah langsung tiba di Madinah menggunakan Saudi Arabian Airways.

Saat di Madinah ucapnya, lebih banyak Jemaah yang berasal dari Afrika, Bangladesh dan Eropa dibanding Jemaah dari Indonesia sendiri. Selama di sana, jemaah melaksanakan salat 5 waktu selama 8 hari di Masjid berjamaah atau Arbain.

Tidak hanya melaksanakan Ibadah wajib, namun PT Riyal Tunggal Banjarmasin juga memberikan pelayanan lainnya kepada Jemaah diantaranya mengunjungi Museum Alquran.

"(Di sana) terdapat manuscript tulisan asli. Ada juga yang terbuat dengan sulaman dari wanita Pakistan," sebutnya.

Dijadwalkan rombongan akan tiba di Indonesia pada 21-22 Agustus mendatang.

Baca Juga: Naik Haji, Bayar Lebih Mahal atau Tunggu Antrian Puluhan Tahun?

Baca Juga:Calon Haji Banjar Meninggal Sebelum Berangkat, Kemenag: Duit Aman

Reporter: Musnita Sari
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner