Nasional

Gubernur Kaltim ke Jakarta Hari Ini, Kalsel Pasrah Soal Ibu Kota?

apahabar.com, BANJARMASIN – Seiring rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan, hari ini Gubernur Kaltim…

Featured-Image
Ilustrasi pemindahan ibu kota: Mindra Purnomo/detikcom. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN – Seiring rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan, hari ini Gubernur Kaltim Isran Noor bakal bertemu dengan Presiden Jokowi di istana negara.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kalsel Nurul Fajar Desira menganggap biasa-biasa saja rencana tersebut. Sedari dulu Pemprov Kalsel juga sudah mengusulkan apa yang diminta Bappenas.

“Menunggu aja. Kita sudah mengusulkan sesuai permintaan. Biar Pak Presiden yang memutuskan yang lebih baik untuk Indonesia,” kata Fajar Desira, kepada bakabar.com, Senin (5/8).

Fajar hakulyakin tim pemindahan IKN telah menimbang matang seluruh aspek sebelum memberikan masukan pada Presiden. Termasuk apakah memilih Kaltim, Kalteng atau Kalsel.

Yang jelas, kata Fajar, Agustus akan ketahuan hasilnya. Bahkan jika Kalsel yang ditunjuk, Fajar memastikan Pemprov siap.

Jadi ibu kota, kata dia, posisi Kalsel terbilang sentral. Berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar. Dijamin bebas gempa bumi dan gunung api.

Juga berada di tengah wilayah Indonesia. Berada dalam cakupan pelayanan jalan nasional, dan secara historis tidak pernah terjadi konflik sosial.

Secara infrastruktur dan daya dukung juga memadai. Punya lima bandara. Mulai Bandara Warukin, Syamsudin Noor, Bandara Bersujud, Bandara Gusti Syamsir Alam, dan Bandara Mekar Putih.

Juga Pelabuhan Samudera Batulicin, Pelabuhan Nasional Trisakti, Pelabuhan Stagen, dan Pelabuhan Internasional Mekar Putih.

Tinggal menunggu kesiapan infrastruktur tambahan. Seperti kereta api dan jalan bebas hambatan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sudah memastikan ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan.

Proses pemindahan pada 2019 sebagai keputusan. Tahun 2020 sebagai proses perencanaan. 2021-2023 proses pembangunan, dan mulai pemindahan pusat pemerintahan 2024.

Dari anggaran sebesar Rp466 triliun untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan, sebagiannya akan dialokasikan untuk reforestasi hutan yang gundul.

Bappenas akui jika Pulau Kalimantan sudah terjadi deforestasi akibat pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.

Sementara itu, seperti diwartakan sebelumnya, hari ini Isran diminta ke Jakarta. Memaparkan kesiapan Kaltim jadi salah satu kandidat ibu kota negara.

"Pemahaman saya kepada Presiden Joko Widodo, dia ingin meninggalkan sebuah legacy yang nantinya akan dikenang oleh seluruh anak bangsa kita sampai akhir kiamat. Bahwa zaman Jokowi lah baru ada realisasi pemindahan ibu kota negara," kata Isran Noor, usai melantik pengurus Forum Corporate Social Responsibility (FCSR) Kesejahteraan Sosial (Kessos) Kaltim, tengah pekan kemarin.

Ya, Benua Etam, sebutan provinsi Kaltim, menjadi salah satu kandidat kuat pengganti Jakarta, di samping Kalteng. Mei silam, Jokowi sudah meninjau dua daerah tadi.

Isran menjamin tak akan ada lobi khusus serta tak mau kasak-kusuk. Mantan bupati Kutim itu hanya ingin menyampaikan kondisi riil daerah.

Khususnya terkait kesiapan Bukit Soeharto sebagai hutan produksi menjadi Taman Hutan Rakyat (Tahura) seiring rencana pemindahan pusat pemerintahan ke sana.

"Hutan itu kalau musim kemarau akan terbakar, tetapi kalau dijadikan ibu kota negara, tentu akan dijaga dan dibangun infrastruktur sehingga bisa terpelihara dengan baik. Di lokasi tersebut tidak ada yang namanya kepemilikan lahan masyarakat, sehingga mudah diatur," ungkap Isran Noor.

Senada, Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi yakin 82 persen Kaltim menjadi ibu kota negara.

Kebakaran hutan dan lahan memang menjadi persoalan pemindahan ibu kota ke Kalimantan. Apalagi soal potensi kabut asap. Kalimantan identik dengan persoalan ini.

Memantau titik panas di pulau tersebut, dibentuk Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pemantauan dilakukan via satelit Terra Aqua. Juga dari Lembaga Penerbagangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) lewat Satelit Terra Aqua di sejumlah wilayah.

Data dari citra satelit Terra Aqua yang diolah per 20.00 WIB pada 31 Juli 2019, dikutip dari Kaltim Kece, ditemukan 14 titik panas di Kalimantan Tengah dan dua di Kalimantan Selatan. Sedangkan Kaltim hanya satu titik. Tingkat akurasi dari pantauan satelit-satelit tersebut dipercaya 80 persen akurat.

Baca Juga:Dukung Pemindahan Ibukota, Akademisi Sebut 7 Alasan Kalsel Layak Dipilih

Baca Juga:Kaltim Makin Intens Bahas Pemindahan Ibukota

Baca Juga:Paman Birin Masih Mendamba Kalsel Jadi Ibukota Negara

Baca Juga:Tanbu Siapkan 300 Ribu Hektar Dukung Pemindahan Ibukota

Baca Juga:Pengamat Sebut Kaltim Paling Berpeluang Jadi Ibukota

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner