bakabar.com, BANJARMASIN – Fitriadi alias Ifit (24) tega membunuh pamannya sendiri Arbani (47). Pelaku merasa tersinggung oleh sikap Arbani.
“Pelaku merasa diejek sewaktu korban melintas di depan rumahnya,” ujar Kapolsek Banjarmasin Timur, Kompol Uskiansyah melalui Kanit Reskrim, Iptu Timur Yono, kepada bakabar.com Jumat (5/7) siang.
Selain merasa diejek, pembunuhan tersebut juga tak lepas dari perebutan harta warisan.
“Jadi hubungannya memang sudah tak baik,” lanjut Timur.
Sedangkan orang tua pelaku, AS yang awalnya diduga ikut serta, dipastikan Timur tidak terlibat. Bahkan saksi sempat menarik Ifit.
“Tapi agak terlambat dan karena gelap mata pelaku sudah terlanjur menyerang korban,” katanya.
Setelah menyerang korban pelaku langsung melarikan diri dan meninggalkan barang bukti parang di lokasi kejadian.
Terkait kronologis penangkapan, Timur membeber berkat komunikasi yang dibangun dengan keluarga pelaku.
“Pelaku merasa takut pelaku sempat lari ke sana-kemari tanpa arah tujuan, dan sempat komunikasi dengan kakaknya namun pelaku tidak mau memberitahukan di mana posisinya,” ujarnya.
Bahkan karena takut, pelaku sempat melarikan diri menggunakan taksi menuju Kota Palangka Raya.
“Namun kami terus melakukan mediasi dengan orang tua-nya,” tuturnya
Karena terus didesak oleh pihak keluarganya, pelaku akhirnya kembali ke Kota Banjarmasin dan berhasil ditangkap di sekitar Jembatan Banua Anyar Banjarmasin.
Sebelumnya, kurang lebih 35 jam mencari, polisi akhirnya menangkap terduga pembunuh Arbani (47).
Ifit (24) dibekuk di Jalan Benua Anyar, Banjarmasin Timur, Kamis (4/7) malam, sekitar pukul 21.00.
Ya, kasus pembunuhan di kawasan Veteran, Kelurahan Sungai Lulut ini terjadi Rabu (3/7) siang. Melayangnya nyawa pria 47 tahun itu diyakini karena uang ganti rugi pembebasan lahan renovasi di Jembatan Sungai Gardu II.
"Iya rumah makan itu milik pelaku, mulai malam tadi dia dan korban tengah beradu mulut untuk merebutkan lahan itu. Sampai polisi datang," terang salah seorang warga RT 3, pasca-pembunuhan kepada media ini.
Adu mulut berlanjut di depan Gang Unsur, Jalan Veteran, Sungai Lulut, pukul 11 esok harinya. Di sana, Arbani tewas di tangan kerabatnya sendiri. Ia terluka di bagian jari, tangan kiri yang hampir putus dan robek di bagian pinggang.
Sebenarnya, selang sekitar 20 menit usai kejadian, korban sempat dibawa menggunakan ambulans Putra Daha menuju RSUD Ulin Daerah Banjarmasin. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong.
Baca Juga: Pelaku Pembunuhan di Sungai Lulut Akhirnya Tertangkap!
Baca Juga: INFOGRAFIS: Harta Warisan Berujung Maut di Sungai Lulut
Baca Juga: Tragedi Berdarah di Sungai Lulut Diduga karena Harta Warisan
Baca Juga: Heboh Duel Maut di Sungai Lulut, Ipar Tewas Bersimbah Darah
Reporter: Riyad Dafhi R.Editor: Fariz Fadhillah