Kalsel

BPJS Barabai Kumpulkan PIC PRB se Banua Anam

apahabar.com, BARABAI – Sebagai langkah penguatan Program Rujuk Balik (PRB), BPJS Kesehatan Cabang Barabai mengumpulkan PIC…

Featured-Image
Plh BPJS Kesehatan Cabang Barabai, Chohari menyampaikan langkah PRB dalam kegiatan Optimalisasi Peran Pic di RSUD H Damanhuri Barabai, Kamis (25/7/2019). Foto-Istimewa

bakabar.com, BARABAI - Sebagai langkah penguatan Program Rujuk Balik (PRB), BPJS Kesehatan Cabang Barabai mengumpulkan PIC PRB se Banua Anam.

Kegiatan pun dilaksanakan di Aula RSUD H Damanhuri Barabai, Kamis (25/07/2019). Kegiatan juga dihadiri Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit se Banua Anam beserta Tim Kendali Mutu Kendali Biaya.

Plh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Barabai, Chohari dalam sambutannya kepada seluruh stake holder agar dapat mendokumentasikan rujuk balik di rumah sakit dengan baik, seperti dalam entry petugas PIC PRB.

Terkait aplikasinya, kini telah disiapkan oleh BPJS, sehingga pada saat entry PRB akan ditetapkan apa saja obatnya. Serta secara real time terkoneksi dengan aplikasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP).

"Jadi melalui FKTP, peserta akan tau kapan PRB dan apa saja obatnya. Nanti DPP (red-Dokter Praktek Perorangan) tinggal melanjutkan," ucap Chohari.

Setelah di-entry, kata Chohari, akan terkoneksi dengan aplikasi di apotek. Sehingga pintu entry-nya hanya sekali saja yakni, di aplikasi v-claim rumah sakit.

"Ini merupakan langkah kami dalam upaya agar pembiyaan itu tidak banyak dan juga mendekatkan layanan pasien. Sehingga pasien tidak perlu antri ke rumah sakit hanya untuk mendapatkan obat, maka itu ada PRB," himbau Chohari.

Terkait peng-entry-an, Chohari menambahkan, hal tersebut nantinya akan berpengaruh pada evaluasi Program JKN-KIS secara keseluruhan. Bukan hanya untuk keperluan BPJS Kesehatan semata.

Salah satu contoh evaluasi pemanfaatan pelayanan kesehatan di FKTP, kata Chohari untuk tingkat kesakitan, kesehatan dan sebagainya.

“Dan yang paling penting adalah nilai kecukupan untuk pembayaran kapitasi di puskesmas,” tegas Chohari.

Jika kunjungan tidak terinput dengan baik, BPJS Kesehatan tidak dapat mengevaluasi apakah nilai enam ribu rupiah yang dibayarkan ke puskesmas cukup atau tidak. Disinilah pihaknya yang di pusat kesulitan untuk menentukan besar kapitasi, sebab data-data pendukung yang dipakai belum bagus.

"Hasil inputan teman-teman yang dilapangan belum semuanya terekam. Jadi pentingnya inputan data itu untuk bahan kita evaluasi," ucap Chohari.

Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Kendali Mutu Kendali Biaya, dr. Danu Saputra, mengatakan salah satu elemen kegiatan di FKTP yang merupakan fungsi koordinator pelayanan adalah pengelolaan pelayanan kesehatan PRB.

Peserta dengan penyakit kronis yang telah stabil namun masih memerlukan pengobatan atau perawatan dengan waktu yang lebih panjang dapat di rujuk balik dari Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) ke FKTP.

Adanya optimalisasi peran dari FKTP, FKRTL dan farmasi di apotek diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan PRB di tingkat pertama sehingga dapat menurunkan kasus penyakit kronis stabil di FKRTL untuk di kelola oleh FKTP.

Danu menambahkan, yang paling penting adalah untuk meningkatkan kepuasan peserta dalam mendapatkan pelayanan PRB.

"Dengan adanya pertemuan ini diharapkan adanya tindak lanjut terkait peran masing-masing PIC PRB di masing-masing FKTP, FKRTL dan apotek PRB, sehingga mereka dapat berkoordinasi jika terdapat kendala baik ketersediaan obat maupun hal lain dalam pelaksanaannya di lapangan," kata Danu.

Baca Juga: BPJS Barabai Sosialisasikan UHC, Bupati Imbau Perangkat Desa Aktif Melayani

Baca Juga: Antrean Warga Mengular di Kantor BPJS Barabai

Reporter: HN Lazuardi
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner