bakabar.com, BANJARMASIN – Dalam ajaran Islam, terdapat malam kemuliaan di 10 hari terakhir Ramadan.
Waktu yang disebut sebagai malam Lailatul Qadar itu jatuh di antara malam-malam ganjil. Di Kota Banjarmasin, malam mulia ini disambut dengan mengarak obor.
Diadakan di Pasar Ramadan, Sabtu (1/6) malam atau H-5 lebaran, tradisi tahunan ini berlangsung meriah diikuti ratusan peserta.
Mereka terdiri dari para Dinas Budaya dan Pariwisata, Forum Komunitas Hijau dan komunitas sepeda onthel, Pokdarwis, Hadrah dan Nanang Galuh.
Menurut Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, tradisi Malam Selikuran ini sudah mengakar sejak lama.
“Dahulu setiap kegiatan Malam Selikuran, di depan Masjid pasti suasananya semakin ramai seperti pasar malam,” ujar dia usai melepas pawai rombongan.
Tujuannya, kata dia, agar warga tak takut melakukan kegiatan ibadah di Mesjid maupun Langgar. Kini pemerintah Banjarmasin mendukung penuh pelestarian kebudayaan ini.
Menurutnya, pengembangan dan pelestarian budaya termasuk budaya di Banjarmasin telah dilindungi sebagai identitas bangsa.
Makanya, tradisi Malam Selikuran juga akan terus dilaksanakan setiap tahun saban Ramadan.
Adapun, kegiatan ini sengaja digelar berbarengan dengan malam penutupan Pasar Ramadan di area Expo Taman Kamboja Banjarmasin.
Baca Juga: Terungkap, Rahasia Ipda Tista Tetap Cantik dan Bugar Selama Ramadan
Baca Juga: Tradisi Warga Desa Banua Lawas, Berbuka Puasa Bersama Mengundang Keluarga dari Jauh
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah