Kalsel

Dinas Kesehatan Pastikan Jamaah Haji Telah Istitoah

apahabar.com, BANJARMASIN – Kesehatan Calon Jamaah Haji (CJH) menjadi perhatian utama sebelum mereka berangkat menuju Tanah…

Featured-Image
Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes Kalsel, Dr Sri Wahyuni. Foto-Nita

bakabar.com, BANJARMASIN - Kesehatan Calon Jamaah Haji (CJH) menjadi perhatian utama sebelum mereka berangkat menuju Tanah Suci nantinya. Dalam hal ini, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan memiliki peran dalam pembinaan kesehatan CJH.

Kepala Seksi Surveilans Imunisasi, Dr Sri Wahyuni mengatakan jamaah harus dinyatakan Istitoah. "Maksudnya dia sehat jasmani, rohani dan sosial. Sehingga dalam tahap pra, saat dan pasca pelaksanaan nanti seluruh jamaah sehat dan selamat," Ucap Dr Sri kepadabakabar.com, belum lama ini.

Pembinaan kesehatan ucapnya terbagi pada pemeriksaan penyakit menular dan tidak menular.

Ia mencontohkan penyakit menular seperti TB, HIV dan Hepatitis. Terlebih dahulu diperiksa secara fisik sampai dengan hasil laboratorium.

"kalau dia terkena penyakit menular seperti TBC harus diobati terlebih dahulu. Nanti saat pemeriksaan lanjutan, kalau hasil daripada sputum atau pemeriksaan dahaknya negatif, maka dia bisa berangkat dengan rekomendasi dokter spesialis paru ,"jelasnya.

Sedangkan bagi jamaah yang memiliki riwayat penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Kencing manis, Jantung atau Hiperkolesterol. Penanganan yang dilakukan adalah pembinaan pada kesehatannya.

"dia akan dibina dengan konseling tentang penanganan penyakit tersebut, minum obat secara teratur dan diharapkan walaupun dia mempunyai riwayat penyakit tidak menular tetapi dia tidak terjadi komplikasi misalnya hipertensi dan stroke," paparnya.

Jamaah yang Istitoah sebutnya harus melakukan pemeriksaan dalam tiga tahapan. Tahap pertama yaitu enam bulan sebelum keberangkatan.

"enam bulan sebelum berangkat sudah diperiksa agar dapat dibina dalam artian dapat diberikan terapi secara obat maupun konsultasi tentang makanannya kemudian aktivitasnya seperti apa," kata dia

Tahap selanjutnya adalah pada masa menjelang keberangkatan. Dilakukan di puskesmas atau layanan kesehatan yang ditentukan, dan pada saat di embarkasi haji.

"Saat berangkat nanti akan disortir, mana yang tidak istitoah maka tidak bisa berangkat. Karena ada beberapa penyakit yang tidak boleh berangkat sama sekali," sahutnya.

Ia kembali mencontohkan penyakit yang dapat menggagalkan keberangkatan CJH seperti Kanker Stasium 4, Hemodialisa atau gangguan ginjal, Skizofrenia atau penyakit Kejiwaan, atau beberapa penyakit yang mengharuskan mereka untuk transfusi darah.

Baca Juga:Jalan Gubernur Soebarjo Belum Ada Tanda Perbaikan

Baca Juga:Wisata Susur Sungai Martapura Saat Harganas 24 Jam

Reporter: AHC09

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner