bakabar.com, BANJARMASIN – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) selalu diperingati setiap 2 Mei. Lantas bagaimana potret pendidikan di Banjarmasin?
Sejauh ini prasarana dan tenaga pendidik sebarannya masih dirasa belum merata. Alih-alih soal prasarana, tenaga pengajar pun masih kurang.
Terutama guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di antaranya seperti SDN Pasar Lama 1 Banjarmasin.
Salah satu sekolah rujukan tersebut, masih kekurangan tenaga kerja honorer sampai 15 orang.
Sayangnya, ketika mereka ingin menambah jumlah pengajar, justru terbentur kebijakan dari pemerintah. Sekolah pun akhirnya tidak bisa mengangkat guru honorer atas persetujuan Pemko.
Baca Juga: Cuma Tampung 84 Siswa, Pendaftar di SDN Pasar Lama Membeludak
Asa mereka untuk menambah tenaga guru pun kandas, ketika alokasi untuk rekrutmen guru saat CPNS 2018 tidak ada.
“Kami masih kekurangan guru honorer. Tetapi apalah daya kami tidak bisa mengangkat guru honorer tanpa persetujuan Pemko,” terang Ketua Sekolah Dasar Negeri (SDN) SN Pasar Lama 1 Banjarmasin, Sakerani kepada bakabar.com.
Menangapi kondisi itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto mengatakan, pendidikan di Kota Banjarmasin masih perlu diperbaiki demi peningkatan kualitas peserta didik.
“Salah satu catatan yang harus kami benahi adalah kurangnya tenaga guru. Meskipun tenaga ini sudah mendapat penambahan pada CPNS tahun 2018 lalu, namun sejatinya Banjarmasin paling tidak masih memerlukan 1.500-an guru,” ujar Totok.
Menurut dia, frekuensi guru yang pensiun di Banjarmasin sangat banyak. Ini tak sebanding dengan yang masuk.
Ya, kesempatan jadi guru tidak datang setiap bulannya. Sehingga, memicu minimnya tenaga pendidik hingga ribuan orang.
“Sebagai kota tua, Banjarmasin ini memiliki kecepatan tenaga yang pensiun yang sangat tinggi, jika kita timbang dengan frekuensi tenaga rekrutmen,” terangnya
Makanya tahun ini, ia berharap semoga pemerintah kembali membuka rekrutmen untuk menambah tenaga guru yang masih minim.
Catatan lain di Hari Pendidikan Nasinal 2019, Totok mengeluhkan sarana prasarana pendidikan belum merata. Terlebih sarana sekolah dasar (SD) inpers.
Konstruksi bangunan umumnya berusia puluhan tahun dan memang harus mendapatkan perhatian.
“Kami mengakui sarana prasarana ini masih belum merata. Sebab keterbatasan anggaran dana kita, dan usia sekolah yang juga boleh terbilang tua, ya puluhan tahun silam lah seperti beberapa SD Inpres di Banjarmasin ini,” beber Totok.
Baca Juga: Tenang, SDN Gadang 2 Juga Tampung Anak Berkebutuhan Khusus
Meski demikian, pihaknya berusaha semaksimalnya ada pemerataan sarana prasarana seluruh SD di Banjarmasin.
"Meski dana kami minim untuk ini. Tapi kita tetap berusaha dengan maksimal agar pembangunan sarana prasarana ini bisa merata ke depannya,” pungkas Totok.
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor : Ahmad Zainal Muttaqin