bakabar.com, JAKARTA - Ternyata ada yang meraup keuntungan di balik hoaks atau berita bohong. Kepolisian mengendus ada jual jasa untuk memviralkan berita hoaks.
Kepala Bagian Diseminasi Biro Multimedia Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Komisaris Besar Polisi Heru Yulianto menyebut ada empat aspek seseorang membuat berita hoaks, aspek ekonomi, ideologi, provokasi, dan lelucon.
“Faktorhoaks marak karena bisa meraup uang Rp600-700 juta. Misal saya mau sebarhoaks supaya jadi viral dan masif ini ada jasa. Cukup Rp10 juta, viral cuman sehari,ini ada kita pernah ungkap,” ujar Heru seperti ditulis vinanews.com.
Dalam acara bertema ‘Millennials Tangkishoaks Bersama Pertamina’ di Gedung PSP 3 IPB Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat, Heru membeberkan alasan seseorang meneruskanhoaks yang telah dibuat tadi. Dia menjelaskan, 48 persen hal itu dilakukan karena seseorang percaya berita yang dia dapat dari orang terpercaya.
Hal tersebut adalah alasan terbesar seseorang meneruskan berita bohong. Kemudian, sebanyak 31 persen melakukan hal ini lantaran mengira berita tersebut bermanfaat.
“18 persen mengira berita yang disebar itu benar. Tiga persen ingin jadi orang pertama yang menyebarkan berita,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kasushoaks paling masif saat ini adalahhoaks soal Pemilu 2019. Kasus seputar kampanye hitam lewat media sosial dan memakai akun palsu.
“Hoaks dibuat orang pintar tapi jahat. Disebar orang baik tapi bodoh,” katanya lagi.
Editor: Syarif