Nasional

Tudingan Tanpa Bukti Jokowi Pakai Wireless Earphone

apahabar.com, JAKARTA – Pasca debat kedua Pilpres 2019 Joko Widodo (Jokowi) dituding menggunakan alat bantu komunikasi wireless…

Featured-Image
Joko Widodo dan Prabowo Subianto saling menghampiri dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Foto-Liputan6.com

bakabar.com, JAKARTA - Pasca debat kedua Pilpres 2019 Joko Widodo (Jokowi) ditudingmenggunakan alat bantu komunikasi wireless earphone saat menghadapi pesaingnya Prabowo Subianto.

Dunia maya pun dibuat heboh, apalagi saat debat Jokowi terlihat menekan telinga dan memencet pulpen.

Jokowi langsung menepis kabar tersebut."Ada-ada aja sih ini. Fitnah-fitnah seperti itu jangan diterus-terusin lah,” kata Jokowi seperti dilansir liputan6.com. Dia juga menjelaskan saat debat memang membawa pulpen, sebagai alat tulis biasa.

Baca Juga:Beda Pandangan Soal Teriakan 'Jokowi Wae' Saat Prabowo di Surabaya

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding pun menekankan, pulpen yang dipegang Jokowi hanya alat tulis biasa.Ia bahkan mengaku menyaksikan sendiri bahwa tidak ada pemasangan alat di tubuh Pak Jokowi berupa earphone, dan pulpen.

Dia mengemukakan hanya alat clip on yang dipasang panitia untuk memperjelas suara saat debat berlangsung.”Jadi saya bersaksi bahwa tidak ada pemasangan sama sekali. Dan boleh dicek saya kira ada CCTV di ruang itu dan mungkin bisa dicek,” kata Ketua DPP PKB itu.

Karding menduga isu penggunaan alat itu cara timses menutupi kelemahan penguasaan materi Prabowo saat debat.”Dan sekaligus ini menutupi kesuksesan Pak Jokowi di dalam memberikan jawaban-jawaban," kata dia.

Baca Juga:Viral, Intip Nama-Nama Calon Ketum PSSI

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Meutya Viada Hafid menambahkan,isu penggunaan wireless earphone sangat jahat.”Sungguh jahat, tudingan oitu disebarkan luas. Kami agak kaget sebetulnya,” ucap Meutya.

Politikus Partai Golkar ini menyadari, memang dalam kompetisi selalu ingin menang. Tapi, tak seharusnya menggunakan isu yang merugikan pihaknya.

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner