Tak Berkategori

Mengenang Abah Guru Sekumpul (11), Dikenal Jenius, Tapi Pernah Tidak Naik Kelas

apahabar.com, BANJARMASIN – Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari atau Abah Guru Sekumpul dikenal…

Featured-Image
Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari. Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari atau Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai anak yang jenius ketika nyantri di Pesantren Darussalam Martapura. Namun, diceritakan beliau pernah tidak naik kelas.

Kabar itu dituturkan sendiri oleh Abah Guru ketika mengenang masa-masa sekolah di Majelis Ar Raudhah Sekumpul. Pada waktu itu, Abah Guru seharusnya naik kelas karena selalu mendapat nilai tertinggi (Jayyid Jiddan), dan wali kelas Tuan Guru H Salman Yusuf pun bermaksud untuk menaikkan Abah Guru ke kelas lanjutan.

Namun, penolakan datang dari Syekh Seman Mulya (guru senior di Darussalam), yang tak lain adalah paman beliau sendiri. Guru Seman -sebutan Syekh Seman mulya- menanyakan perihal pelajaran agama kepada Abah Guru. Semua pertanyaan itu, bisa dijawab dengan baik.

Guru Seman mencari cara agar memiliki alasan untuk tidak menaikkan Abah Guru. Hingga beliau bertanya dengan sebuah pertanyaan yang tak mungkin bisa dijawab Abah Guru pada waktu itu, "Berupa bulu ketiak ikam (kamu)?"

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (6), "Kebaikan" yang Dinilai Tak tepat oleh Sang Ayah

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (7), Angin Menjadi Ribut Ketika "Dihukum" Sang Ayah

Abah Guru pun terdiam mendengar pertanyaan itu.

"Kalau kada (tidak) tahu, berarti belum alim (pintar, red) lagi, jangan salahkan aku lah," ujar Guru Seman.

Guru Seman pun kemudian bertanya pada Guru Salman Yusuf, "Kaini aja nah Salman Yusuf, ikam hakunkah melajari kemanakanku setahun lagi (begini saja Guru Salman Yusuf, apakah kamu mau mengajari keponakanku setahun lagi)?"

"Enggih (iya)," ujar Guru Salam Yusuf.

"Guru Seman," kata Abah Guru,"Bila sudah menceleng itu, kedada yang waninya urang (kalau sudah melotot, tidak ada orang yang berani menolak)."

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (8), Pernah Dikeroyok di Usia Sekolah

Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (9), Melarang Murid Memberi Minum Saat Mengajar

Alasan Guru Seman tidak ingin menaikkan Abah Guru ke kelas berikutnya di antaranya; Pertama, karena yang mengajar adalah ulama jempolan, yakni Guru Salman Yusuf. Sehingga dengan tidak dinaikkannya Abah Guru, bisa lebih banyak mengambil kemanfaatan ilmu pada ulama tersebut.

Kedua, Guru Seman berkeinginan agar Abah Guru tidak sombong dengan kepandaian yang beliau miliki. Karena Abah Guru selalu unggul dari sisi nilai dengan teman sekelasnya.

Setelah keputusan itu dilaksanakan, Guru Seman terpikir betapa sakit hatinya Sang Keponakan, karena terpisah dengan teman-teman sebayanya. Sejak saat itu, kata Abah Guru, Guru Seman selalu mendoakan beliau.

"Aku dibukakan hijab (melihat apa yang tidak bisa dilihat orang awam, red), berkat doa Guru Seman," ujar Abah Guru.

Baca Juga:Mengenang Abah Guru Sekumpul (10), Sempat Mau Dibunuh Ketika Mengajar

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner