bakabar.com, JAKARTA – Debat kedua calon presiden yang mengusung tema energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup telah usai, Minggu (17/2) malam.
Selain beradu argumen, kedua kandidat capres turut menawarkan sejumlah visi-misi jika nantinya terpilih.
Meski begitu, Greenpeace menilai, belum ada kejelasan lebih dalam mengenai solusi permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia saat ini.
Greenpeace turut mengoreksi pernyataan capres 01 Joko Widodo yang menyebut selama masa pemerintahannya tidak ada ada terjadi kebakaran lahan, hutan dan gambut.
Dalam infografis yang ditampilkan organisasi nirlaba yang konsen di pelestarian lingkungan hidup ini, sejumlah kebakaran turut mewarnai 5 tahun kepemerintahan Jokowi-JK.
Memakai data KLHK, pada 2016 sebanyak 14,604,84 hektare kebakaran hutan dan lahan yang terjadi. Sedangkan, pada 2017 sebanyak 11.127,49 ha, dan sebanyak 4.666,39 hektare hutan dan lahan yang terbakar.
“Pak @jokowi tadi mengeluarkan statement bahwa tidak terjadi kebakaran hutan selama 3 tahun terkahir. Faktanya?
Sejak tragedi kebakaran hutan terbesar 2015, kebakaran hutan dan lahan terus terjadi setiap tahun hingga sekarang.” demikian kicauan di akun twitter @GreenpeaceID.
Baca Juga: Kaltim Lebih Dulu Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan
Selain itu, ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas lebih lanjut seperti pemenuhan kebutuhan energi dari kelapa sawit (biofuel) B20 dinilai tidak tepat karena potensi sumber energi terbarukan di Indonesia masih lebih besar.
Ekspansi biofuel diprediksi akan mengancam ekosistem hutan alam, lahan gambut, dan hutan bakau, sedangkan kebakaran hutan sampai saat ini masih terjadi setiap tahunnya.
Selain itu pencemaran lingkungan alam yang diakibatkan tambang batu bara masih belum dibahas dengan lengkap.
Kedua capres disebutkan masih mempunyai PR besar untuk mengupas tuntas tindakan hukum mengenai pelanggaran tambang.
Sedangkan beberapa isu yang sangat penting seperti plastik sekali pakai yang saat ini sudah menjadi krisis nasional dan ekosistem laut seperti hutan bakau dan terumbu karang belum tersentuh.
Pengendalian plastik dinilai sangat vital karena Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di laut sebesar 70% di 2025.
Komitmen untuk mengatasi perubahan iklim juga tidak terlihat dari kedua kubu. Padahal Indonesia meratifikasi Kesepakatan Paris, dan berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29%.
Komitmen penurunan emisi tidak akan tercapai, jika arah pembangunan masih berbasis pada energi fosil dan rencana ekspansi biofuel yang berdampak pada pembukaan lahan besar-besaran.
Baca Juga:Kalsel Harus Waspadai Kebakaran Dahsyat Hutan California
Editor: Fariz Fadhillah