Tak Berkategori

Ekonom Kalsel: Bagasi Pesawat Berbayar Berpotensi Matikan Usaha Kecil

apahabar.com, BANJARMASIN – Dr Mohammad Zainul, Ekonom Kalimantan Selatan menilai penerapan kebijakan bagasi berbayar dapat memicu…

Featured-Image
Bandara Syamsudin Noor . Foto-RRI

bakabar.com, BANJARMASIN – Dr Mohammad Zainul, Ekonom Kalimantan Selatan menilai penerapan kebijakan bagasi berbayar dapat memicu angka kemiskinan sekaligus mematikan usaha kecil di Kalimantan Selatan.

Kebijakan yang diambil Lion Group, kata dia, tak hanya merugikan penumpang, tapi juga menimbulkan efek berbagai sektor, misalnya, penurunan jumah wisatawan hingga ‘menyenggol’ Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Bagasi berbayar, akan mempengaruhi permintaan produk kerajinan atau buah tangan yang dibawa dari daerah lain,” ujar akademisi asal Universitas Islam Muhammad Arsyad Al Banjari, Jumat (1/2) siang.

Baca Juga:Ingat! Terhitung Hari Ini Bagasi Lion Tak Lagi Gratis

Dari kacamatanya, penetapan bagasi berbayar akan sangat berpengaruh pada ekonomi masyarakat daerah. Terlebih ketetapan bagasi yang disetujui Kementerian Perhubungan itu secara tidak langsung akan mematikan UMKM.

Salah satu contohnya, penumpang yang berkunjung ke suatu daerah akan membatasi jumlah oleh-oleh yang dibawa pulang.

“Efek lainnya, permintaan produksi menurun, dengan sendirinya income perusahaan menurun secara otomatis keuntungan yang diperoleh perusahaannya juga pasti menurun,” sambungnya.

Baca Juga:Tak Lagi Gratis, Ini Tarif Bagasi Lion

Dia menggambarkan, kebijakan yang diambil oleh pemerintah baik itu soal bagasi berbayar atau pun kenaikan biaya kirim barang berdampak tidak baik pada laju ekonomi masyarakat. Ditambah, maskapai yang menetapkan biaya bagasi adalah maskapai yang terbilang ekonomis.

Zainul khawatir dengan gejolak ekonomi ini bisa menambah tingginya angka pengangguran di Kalimantan Selatan. Dari data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2018 ada 195 ribu lebih orang miskin di Kalimantan Selatan dengan tingkat kemiskinan 4,65 persen. Daerah ini menjadi daerah yang memiliki peringkat kemiskinan terendah di Kalimantan.

Kini, bagasi milik maskapai Lion Air tak lagi digratiskan. Lion Air Group mulai menerapkan tarif bagasi mulai, Selasa 22 Januari 2019 silam. Dengan demikian, kelebihan barang bawaan penumpang di atas 7 kg dikenakan biaya.

Baca Juga:Asperindo Surati Presiden Terkait Tarif Bagasi

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner