Tak Berkategori

Psikolog: Anak Korban Penculikan Rentan Depresi

apahabar.com, BANJARBARU – Kasus penculikan, menurut Psikolog Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Sukma Noor Akbar,…

Featured-Image
Ilustrasi penculikan anak. Foto-liputan6.com

bakabar.com, BANJARBARU – Kasus penculikan, menurut Psikolog Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Sukma Noor Akbar, bakal berdampak mengerikan terhadap mental anak. Untuk itu penyembuhan trauma mesti disegerakan.

Belum pergi dari ingatan, publik Kalimantan Selatan dihebohkan oleh kasus penculikan seorang siswi SMP negeri di Banjarbaru (9/1) sore. Beruntung ia dilepaskan, dan berhasil diselamatkan oleh warga setempat. Kala ditemukan, korban dalam kondisi terikat lakban.

Baca Juga:Sempat Alami Paksaan, Penculik Siswi di Banjarbaru Diduga Pelaku Tunggal

“Pada tahapan di mana korban dihadapkan pada keadaan yang tidak mengenakan,
terancam oleh orang asing, dibekap dan diperlakukan dengan kekerasan, serta jauh dari orangtua akan mengakibatkan anak merasa takut luar biasa, hingga kemungkinan rentan mengalami traumatik,” jelasnya dihubungi bakabar.com, Kamis 10 Januari 2019.

Anak korban penculikan yang mengalami trauma menurutnya, akan terlihat jelas dari perilaku yang berbeda dari biasanya. Seperti sering menyendiri, tidak mau makan, tertutup, sedih, curiga, tidak mau sekolah dan mimpi buruk.

Baca Juga:Siswi SMP Korban Penculikan di Banjarbaru Jalani Trauma Healing

“Bahkan jika tidak ditangani dengan baik, akan mengalami depresi. Sehingga anak perlu penanganan lebih lanjut ketika mengalami ciri-ciri tersebut,” jelasnya.

Pemulihan, ujarnya, akan membutuhkan proses dan waktu. Kondisi ringan dan beratnya trauma anak, akan mempengaruhi penyembuhan. Peran orangtua sangat besar, agar anak kembali merasa nyaman dan terlindungi.

Baca Juga:Korban Penculikan Siswi Kelas II SMP di Banjarbaru Trauma

Disertai penguatan-penguatan secara psikologis dalam bentuk dukungan akan mempercepat pulihnya kondisi anak. Terlebih jika anak menjadi korban pelecehan seksual.

“Pelecehan seksual termasuk dalam jenis kekerasan kepada anak, selain kekerasan fisik dan verbal. Jika anak kurang memiliki mental yang kuat maka dampaknya sangat besar,” terangnya.

Ditegasannya, hal yang pertama dalam penyembuhan anak yang mengalami traumatik, adalah dengan cara membuat anak merasa nyaman kembali. Dukungan orangtua, keluarga, lingkungan dan teman sekolah, penting Akan membuat anak cepat melupakan kondisi luka akibat traumanya.

Baca Juga:Siswi SMP 5 Banjarbaru Diculik! Si Pelaku Sempat Minta Rp 150…

Apalagi menurutnya, masa anak-anak yang masih masa bermain dengan teman sebayanya. Menjadi suatu kegiatan yang cukup efektif dalam mengatasi trauma.

Soal motif, dia menduga banyak faktor penyebabnya, dan yang pasti berkorelasi erat dengan ekonomi.

“Kontrol diri yang kurang, kurang panjangnya berpikir pelaku dan godaan untuk memperoleh uang yang banyak bisa jadi menjadi alasan. Atau adanya utang piutang, narkoba, dendam dengan orangtua anak, bisa menjadi penyebab lainnya,” ujarnya.

Reporter: Zepy Al Ayubi
Editor: Fariz F



Komentar
Banner
Banner