bakabar.com, CIREBON – Sebanyak 700 santri Pondok Pesantren Gedongan Cirebon, Jawa Barat, mengikuti seleksi magang ke Jepang.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementrian Tenaga Kerja dan IM Japan ini nantinya akan ditempatkan di sejumlah perusahaan.
“Yang ikut seleksi kali ini itu ada sebanyak 700 santri dan kalau lulus nantinya akan mendapatkan pembekalan di Pondok Pesantren Gedongan selama 70 hari,” kata Ketua Balai Pelatihan Pemagangan Pondok Pesantren Gedongan Cirebon, Ade Tohir di Cirebon, Senin (10/12).
Ade mengatakan nantinya santri yang lulus akan diberikan pemahaman bahasa dan budaya Jepang serta hal lainnya yang dibutuhkan di sana.
“Khusus di Pesantren Gedongan, selain dilatih kebutuhan untuk di Jepang, kita juga berikan pengajian kitab kuning,” tuturnya.
Menurut Ade, santri sudah saatnya bisa berkembang dalam bidang lainnya, bukan hanya dalam segi agama. Diharapkan juga, peserta yang lulus seleksi dari Pondok Pesantren Gedongan ini, bisa memberikan warna yang lain di Jepang nanti, salah satunya menunjukkan bahwa muslim adalah orang yang berakhlak.
Sementara Kasubdit Pemagangan Kemenakertrans, Nita Dwi Apriliawati mengatakan, program pemagangan ke Jepang sudah berlangsung selama 25 tahun dan ini sudah berjalan mulai dari tahun 1993.
Menurut Nita, program ini untuk memberikan pengalaman kepada peserta magang mengenai etos kerja yang ada di Jepang, sehingga, diharapkan alumni dari pemagangan ini, bisa secara mandiri membuat usaha di Indonesia.
“Bahkan ada alumni pemagangan ini yang sudah memiliki pekerja puluhan orang di bidang teknik dan infrastruktur setelah pulang magang dari Jepang,” katanya.
Nita menuturkan, kegiatan seleksi juga dilakukan di sejumlah wilayah lainnya di Indonesia, namun untuk di pondok pesantren, hanya di Pesantren Gedongan Cirebon dan salah satu pondok pesantren di Jombang Jawa Timur.
Dalam seleksi ini, selain tes tulis, juga ada tes fisik yang harus diikuti oleh seluruh peserta. “Hal ini penting, karena cuaca di sana (Jepang) sangat berbeda jauh dengan Indonesia,” pungkasnya.
Sumber : Antara
Editor : Ahmad Zainal Muttaqin