bakabar.com, BANJARMASIN – Untuk meningkatkan literasi keuangan syariah bagi insan pers khususnya di Banjarmasin dan wilayah Kalimantan Selatan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali melakukan regional media workshop perbankan syariah, Rabu (13/10).
Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan setelah sebelumnya dilakukan pula di Jakarta dan Aceh.
Acara ini diisi sejumlah narasumber yakni Regional CEO Bank Syariah Indonesia Wilayah X Banjarmasin, Affan Mawardi; Chief Economist Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo; dan Deputi Direktur Pengawasan LJK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Kalimantan, Azofa.
Hadir pula dalam acara tersebut Direktur Sales & Distribution Bank Syariah Indonesia, Anton Sukarna yang memberikan sambutannya. Anton menyampaikan peranan media sangat penting dalam mempercepat literasi keuangan syariah di Tanah Air.
"Sebab ekosistem perekonomian dan keuangan syariah akan selaras dengan tingkat literasi dan inklusi masyarakat," ujarnya.
Anton pun menjelaskan bahwa belum tumbuhnya literasi keuangan syariah secara optimal menjadi tantangan bagi BSI. Di sisi lain, dalam meningkatkan literasi keuangan dan perbankan syariah, BSI tidak bisa berdiri sendiri.
Oleh karena itu, peningkatan literasi keuangan syariah memerlukan dukungan semua pihak terutama media, kalangan akademisi dan seluruh elemen warga lainnya.
"Keberadaan media ini menjadi kunci penting dalam mengembankan literasi keuangan, dengan menghadirkan laporan-laporan berupa tulisan untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang literasi keuangan syariah," lanjut Anton.
Anton pun mengungkapkan dengan adanya kegiatan ini, jurnalis dan para pemilik media dapat memiliki perspektif yang konstruktif tentang konsep-konsep keuangan dan ekonomi syariah.
Sehingga ke depan insan pers akan mampu mengelaborasi pemahaman tersebut menjadi informasi berkualitas ke dalam bentuk berita yang memiliki daya edukasi bagi masyarakat.
Harapannya, literasi dan inklusi keuangan syariah dapat semakin meningkat di masyarakat melalui peran media massa. Selain itu manajemen BSI pun berharap kegiatan ini dapat menjadi ajang silaturahmi dengan segenap stakeholders.
Seperti dengan hadirnya perwakilan OJK Kantor Regional Kalimantan yang diharapkan menambah informasi dari sisi regulator. OJK selaku salah satu pemangku kebijakan, dapat menjelaskan upaya pemerintah dalam meningkatkan market share perbankan syariah dan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia di masa datang.
Sementara itu dalam tersebut Chief Economist Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo menjelaskan peran besar perbankan syariah dalam pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, Banjaran pun menjabarkan kinerja BSI yang positif selama masa pandemi.
Banjaran menyampaikan pula potensi halal industri yang masih sangat luas sehingga ke depannya mampu menjadi energi baru bagi ekonomi Indonesia dan pasar potensial bagi BSI.
Menurutnya, walaupun ada kesenjangan antara potensi industri halal Indonesia dengan pembiayaan perbankan syariah, hal tersebut justru menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan BSI dalam meningkatkan penetrasi perbankan syariah yang saat ini masih di kisaran 6,48%.
Adapun terkait kinerja di tengah kondisi pandemi, BSI secara keseluruhan menorehkan hasil yang impresif sepanjang semester I 2021.
BSI membukukan laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun, naik sekitar 34,29% secara year on year (yoy). Bank syariah terbesar di Indonesia ini juga mencatat pertumbuhan jumlah pengguna mobile banking yang signifikan di masa pandemi, yaitu menembus 2,5 juta pengguna.
Kinerja positif ditorehkan pula BSI Kalimantan Selatan dengan mencetak pertumbuhan pengguna mobile banking XX persen menjadi xx pengguna sepanjang Semester I 2021.
Dari sisi pembiayaan, BSI Kalimantan Selatan berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp xx, tumbuh xx persen secara year on year (YoY).
Hingga akhir tahun 2021 ini, BSI optimistis mampu membukukan penyaluran pembiayaan mencapai Rp xx di wilayah Kalimantan Selatan, dengan kontribusi terbesar dari segmen xx.