bakabar.com, MARTAPURA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banjar kian memprihatinkan. Per-Januari ini saja, sudah satu orang meninggal dunia dari 177 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjar, Yasna Khairina, mengatakan jumlah kasus tersebut berdasar laporan seluruh Puskesmas se-Kabupaten Banjar per-20 Januari tadi.
"Belum satu bulan kasusnya sudah lebih banyak dari Januari tahun 2023 yang hanya 51 kasus," ujar Yasna, Selasa (23/1).
Baca Juga: Kasus DBD di Banjarmasin Meningkat, Dinkes Temukan Tujuh Kasus
Yasna mengatakan pihaknya memberi perhatian serius pada kasus DBD ini agar bisa diatasi.
Menurutnya, musim hujan menjadi salah satu faktor mudahnya berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Melalui gigitan nyamuk itu, manusia bisa terinfeksi virus yang menyebabkan DBD.
Pencegahan paling efektif, kata Yasna, adalah dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.
Yakni menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang bisa menjadi tempat penampungan air.
"Kami mengajak semua pihak terutama aparat desa dan masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan dan tempat tinggal masing-masing. Jangan ada genangan atau tampungan air," ajak Yasna.
Baca Juga: Polres Banjar Ringkus Maling Spesialis Pembobol Rumah dan Toko
Seperti membersihkan tempat berkembang biaknya jentik, seperti di bak mandi, tempat minum burung, ban bekas, botol, dan lainnya.
Kemudian, jika ada warga yang terkena DBD, pihaknya siap melaksanakan fogging. Tentunya harus menjalani prosedurnya dulu.
"Kami akan melakukan penyelidikan epidemiologi serta melihat di sekitar rumahnya. Jika ditemukan jentik nyamuk harus dibasmi dulu dengan 3M Plus, kemudian baru fogging," papar Yasna.
Prosedur itu, kata Yasna, wajib dilakukan. Sebab fogging tidak efektif untuk membunuh telur atau jentik nyamuk.
"Fogging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa. Jentik nyamuk tetap akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa beberapa hari kemudian," urainya.