bakabar.com, BANJARBARU - Deputi PPKL Kementerian Lingkungan Hidup, Sigit Reliantoro, berkunjung ke Kalimantan Selatan.
Didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, Sigit menyusuri Sungai Martapura dimulai dari Desa Sungai Rangas dan finis di Menara Pandang Banjarmasin.
"Salah satu yang paling rendah itu adalah indeks kualitas air. Indeks kualitas air itu menghitung kualitas sungai danau yang ada di Indonesia," papar Sigit.
“Sehingga Menteri LH memberikan arahan ke kami agar sudah harus mulai fokus untuk melakukan pemulihan kualitas lingkungan sungai-sungai di Indonesia," sambungnya.
Dijelaskan pada Undang-Undang 32 dan Undang-Undang Cipta Kerja, diamanatkan bahwa pihaknya untuk menyusun rencana perlindungan dan pemulihan kualitas mutu air di sungai-sungai di Indonesia dan akan dikerjakan di City Room, Ciliwung, di luar DKI Jakarta terdapat 13 sungai dan salah satunya yaitu Martapura.
Studi terbaru, disampaikan memang sungai Martapura ini secara sosial, secara ekonomi memberikan dampak keberlanjutan yang cukup baik.
"Tapi dari sisi daya dukung dan daya tampung lingkungan dan ekologinya, nilainya rendah. Sehingga perlu upaya-upaya perbaikan," ucap Sigit.
Sigit mengakui, sampai saat ini semua pihak masih bekerja sendiri-sendiri, sehingga melalui kunjungan tersebut diharapkan menjadi sebuah awal untuk mensinergikan dan mengkolaborasikan upaya untuk mewujudkan Sungai Martapura Asri, yang menjadi penyemangat untuk melakukan perbaikan di sungai Martapura.
"Dari hasil peninjauan lapangan, kami menemukan beberapa persoalan yang memang dari dulu sudah dikenali dan sampai sekarang belum selesai," timpal Hanifah Dwi Nirwana, Kadis LH Kalsel.
"InsyaAllah dengan adanya kunjungan ini bersama teman-teman dari Kementerian Lingkungan Hidup, kita sama-sama bisa mencari solusi bersama, melakukan langkah kolaboratif untuk bisa menyelesaikan persoalan yang ada di Sungai Martapura," imbuhnya.
Diantaranya yaitu sampah yang masih belum terkendali dengan baik dari hulu menuju hilir Banjarmasin. Kemudian juga enceng kondok, jamban terapung, kegiatan-kegiatan industri yang langsung melakukan aktivitas ke badan sungai, dan tentunya penataan kawasan tadi mendapatkan apresiasi dari pihak KLH untuk penataan kawasan.