bakabar.com, BANJARMASIN - Dari sekian kasus penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Banjarmasin, warga lanjut usia dan balita mendominasi daftar pasien.
Kabut asap yang ditimbulkan kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Selatan, juga terasa sampai Banjarmasin. Ditandai dengan peningkatan jumlah warga yang terserang ISPA.
"ISPA termasuk penyakit yang menonjol di tengah karhutla, selain asma dan iritasi mata," papar Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, dr M Ramadhan, Senin (28/8).
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan Banjarmasin, terdapat 582 kasus ISPA sepanjang Juni hingga Juli 2023. Pasien balita dan lanjut usia tercatat paling banyak.
"Pasien balita atau usia kurang 5 tahun, meningkat sebanyak 114 kasus. Sedangkan lanjut usia atau lebih dari usia 60 tahun, tercatat sebanyak 154 kasus," tambah dr Bandiyah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Banjarmasin.
"Fakta kasus tersebut dapat dipahami, mengingat daya tahan tubuh balita dan lanjut usia cukup rendah. Sedangkan rata-rata penyebab adalah polusi udara yang mengiritasi saluran pernafasan pasien," imbuhnya.
Dalam upaya pencegahan, masyarakat yang sensitif terhadap debu dan paparan polusi dihimbau agar mengurangi kegiatan di luar rumah.
"Kalau memang harus keluar rumah, diusahakan pakai masker yang mampu memproteksi debu. Jangan lupa memperbanyak minum air putih," jelas Bandiyah.
Sementara pasien ISPA diharuskan mengurangi konsumsi makanan yang memperparah penyakit seperti makanan dingin, panas, pedas dan berminyak.
"Pasien ISPA juga dianjurkan mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin C. Selain berfungsi sebagai anti oksidan, buah dan sayuran dapat membantu meningkatkan regenerasi sel-sel organ tubuh," tutup Bandiyah.