bakabar.com, SAMPIT - Musim kawin buaya. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Sampit, Kalteng, Muriansyah meminta warga tepi sungai meningkatkan kewaspadaan.
"Diperkirakan dari Desember sampai Maret musim bertelur buaya, ini patut diwaspadai masyarakat yang tinggal di pinggir sungai. Sebab pada musim bertelur ini aktivitas buaya lebih aktif dan sangat agresif, khususnya buaya jantan," kata Muriansyah, Minggu (29/12/2024).
Selama Desember ini, pihak BKSDS Sampit telah menerima sejumlah laporan kemunculan buaya baik itu di sekitar persawahan hingga mendekati pemukiman warga.
"Makanya, kami saat ini lebih aktif lagi memberikan penjelasan atau pemahaman ke warga masyarakat,
tujuannya agar lebih berhati-hati dan tetap waspada saat beraktivitas di sungai, terutama di malam hari," ungkap Muriansyah.
Selain dengan penjelasan dan sosialisasi, BKSDA Sampit juga memasang spanduk imbauan yang isinya mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada serta juga memberikan pemahaman apa penyebab buaya mendekati perairan pemukiman.
"Kenapa buaya ada di sekitar kolong rumah, karena ada kandang ayam di belakang rumah, selain itu membuang bangkai binatang ke sungai dan lain-lain," ucapnya
"Seperti di Desa Palangan, beberapa tahun yang lalu, buaya telah menyerang ternak babi milik warga. Karena di sana kandang ternak di atas air atau lanting. Buaya juga berani naik ke darat untuk menyerang kambing dan sapi. Kami berusaha menangkap memasang jerat selama satu bulan jerat tetapi buaya tidak muncul lagi," sambungnya.
Kasus serangan buaya yang telah memasuki kawasan pemukiman warga, apa lagi berada di wilayah kota Sampit, sebagai pusat ibukota Kabupaten Kotim, tentunya Permasalahan ini harus menjadi perhatian bersama. Sebab munculnya buaya ke pemukiman warga diduga akibat habitatnya terganggu dan mulai rusak.
"Marilah kita bersama-sama menghadapi dan memecahkan persoalan ini. Kejadian ini merupakan akibat dan dampak, dari kerusakan alam dan rusaknya ekosistem yang kita alami saat ini," tegasnya.