bakabar.com, JAKARTA - Yuki ga shorio umu, yang berarti keberanian akan menghasilkan kemenangan (keberuntungan), sebuah pepatah Jepang yang menjelma spirit bagi masyarakatnya.
Dalam riwayat panjang, Jepang merupakan bangsa yang futuristik namun tetap merawat mitos sebagai akar budayanya. Misalnya saja, negara ini memiliki jimat keberuntungan yang sudah mendunia, yaitu Maneki Neko.
Jimat berwujud patung kucing yang mengangkat satu tangan bak menyapa itu biasanya diletakkan di toko-toko. Ia dipercaya sedang memanggil keberuntungan bagi pemilik tempatnya bernaung.
Maka tak heran jika Maneki Neko kerap diletakkan di dekat pintu masuk. Keyakinan ini telah tumbuh subur dalam tatanan sosial Negeri Matahari Terbit selama berabad-abad. Bahkan kini meluas ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Lantas, baimana asal usul Maneki Neko sebenarnya?
Berawal dari Legenda Shiawase Wo Maneita Neko
Suatu ketika, tepatnya di masa Edo (1603 ”“ 1868), seorang samurai bangsawan sekaligus penguasa wilayah Hikone, Ii Naotaka, tengah berburu elang di dekat kuil Gtuko-ji di Tokyo. Namun, tiba-tiba turun hujan deras.
Naotaka pun mencari tempat perlindungan di bawah pohon besar dekat kuil. Saat berlindung di sana, dia melihat kucing dari dalam kuil tersebut mengangkat tangannya, seolah memanggil sang samurai.
Naotaka merasa kucing tersebut aneh, sehingga tertarik untuk mengikutinya. Setelah mengikuti si kucing, petir besar menyambar pohon yang dia jadikan tempat berteduh sampai hancur. Sang samurai pun merasa sangat bersyukur karena kucing itu memanggilnya, sehingga nyawanya masih terselamatkan. Sebagai bentuk rasa syukur, Naotaka memperbaiki kuil tersebut dan menyumbangkan hartanya.
Saat kucing itu mati, Naotaka juga membuatkan makam khusus. Tak berhenti di situ, sang samurai sampai mengabadikannya dengan membuat patung Maneki Neko.
Kucing Dianggap sebagai Hewan Mulia di Jepang
"Neko wo koroseba nanadai tataru (Jika membunuh kucing, maka kucing akan menghantui keluarga Anda selama tujuh generasi)." Demikianlah pepatah yang dipercaya masyarakat Jepang hingga kini.
Ini berlandaskan pada kepercayaan bahwa kucing adalah hewan pendendam yang memiliki umur panjang di luar kehidupan manusia. Selain itu, ada kepercayaan yang mengakar pada kekuatan kucing: jaga mereka dan mereka akan menjaga Anda.
Keyakinan tersebut boleh jadi merupakan alasan lain di balik eksistensi Maneki Neko. Hal ini barangkali ada kaitannya dengan dekrit kaisar Jepang yang dikeluarkan pada 1602. Kala itu, sang kaisar memerintah untuk membebaskan semua kucing.
Tujuannya, untuk membantu pengendalian hama dalam perdagangan sutra. Meski perniagaan komoditas itu meredup, kucing tetap dianggap sebagai jimat untuk kemakmuran bisnis, bahkan sampai saat ini.
'Guna-Guna' Sederhana untuk Usaha
"Maneki Neko adalah bentuk guna-guna yang sederhana dan populer." Demikian Katherine M. Ball mendefinisikan jimat keberuntungan asal Jepang itu dalam bukunya yang bertajuk Animal Motifs in Asian Art (1927).
Ball mengatakan patung berwujud kucing itu digunakan sebagai jimat yang dirancang untuk 'menarik' bisnis dan meningkatkan kemakmuran. Daya tarik kucing yang lucu, disertai cakar nan terangkat dapat mengundang pelanggan apabila diletakkan di depan pintu restoran atau toko.
Hal serupa juga disampaikan Profesor Bahasa Jepang di Universitas Hawaii di Hilo, Yoshiko Okuyama. Dia mengatakan fungsi Maneki Neko terletak pada kekuatan mitologisnya untuk membawa keberuntungan bagi sang penjaga.
Patung kucing tersebut, sambung Okuyama, lebih dari sekadar jimat pelindung. Maneki Neko adalah utusan yang menghubungkan dunia dengan dewa. Mereka memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan ke dunia spiritual pada saat manusia putus asa dan tertekan.
Demikianlah sekilas kisah Maneki Neko, yang diyakini sebagai jimat keberuntungan masyarakat Jepang. Tertarik meletakkan jimat ini di toko milik Anda?