Tak Berkategori

Lolos Final Putri Pendidikan Indonesia, Jago Karate Kalsel Terganjal Ongkos

apahabar.com, BANJARMASIN – Panitia Pemilihan Putra-Putri Pendidikan Indonesia (PPPI) mengumumkan nama-nama kontestan yang lolos ke grand…

Featured-Image
Nurli Ila, mahasiswi pendidikan kimia Uniska Banjarmasin akan mewakili Kalimantan Selatan dalam ajang Putra-Putri Pendidikan Indonesia 2021. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARMASIN – Panitia Pemilihan Putra-Putri Pendidikan Indonesia (PPPI) mengumumkan nama-nama kontestan yang lolos ke grand final. Ila salah satunya.

Di tengah kesibukannya menyusun skripsi, mahasiswi Kalimantan Selatan satu ini mampu mencatatkan prestasi gemilang. Ila sapaan daripada Nurli Ila, mahasiswi semester akhir Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Nurli Ila menjadi satu dari puluhan nama yang lolos seleksi grand final PPPI 2021, 11-14 Agustus di Bandung mewakili Kalimantan Selatan (Kalsel).

Lantas, apa saja prestasi Ila? Diam-diam Ila memiliki segudang prestasi akademik. Dalam pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat Universitas tahun 2019, misalnya, dia keluar sebagai juara 1.

Di ajang yang sama, pada tahun berikutnya mahasiswi Pendidikan Kimia ini kembali masuk tiga besar dan keluar sebagai juara harapan 2. Pun, dara asal Takisung, Tanah Laut itu berhasil juara 3 saat Lomba Cerdas Cermat Kimia tingkat Universitas pada 2020.

Selanjutnya, Ila mengukir capaian prestisiusnya di Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2019 dan 2020. Pada lomba debat itu, Ila masing-masing menyabet juara 2.

Tak hanya akademik, non-akademik Ila juga cukup bergelimang prestasi. Di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Karate tingkat kabupaten 2015 perorangan, Ila keluar sebagai juara 1. Setahun berselang, Ila sukses menembus kejuaraan nasional karate. Dia bahkan ke luar sebagai juara 3.

Lebih jauh, Ila juga menjuarai O2SN karate kategori perorangan Putri tingkat kabupaten 2016 silam. Juara 2 kemudian diraihnya pada O2SN Karate kategori 55 Kg putri tingkat kabupaten.

Capaian itu membawanya ke O2SN Karate kategori perorangan putri tingkat provinsi 2016. Ila berhasil juara 2. Prestasi Ila di level provinsi terus berlanjut. Pada Pekan Olahraga Mahasiswa Kalsel (Pomda) 2018, Ila juara 2.

Di kategori komite -55 Kg Pomda 2018, Ila juga meraih juara 3. Setahun kemudian di kompetisi dan kategori yang sama, Ila bercokol di posisi ketiga.

Hingga akhirnya prestasi Ila meningkat di Sudirman Cup 2 tahun 2018. Di kompetisi bergengsi nasional itu, Ila berhasil juara 2 karate kategori perorangan putri.

Tak hanya itu, Ila rupanya juga mempunyai bakat di bidang sastra dan seni. Pada lomba baca puisi tingkat Universitas tahun 2019, misalnya, ia keluar sebagai juara 3. Menyusul juara 1 lomba pidato tingkat universitas tahun 2019, juara 2 lomba kreativitas busana muslimah sasirangan 2019. Hingga, juara 3 lomba baca puisi nasional tahun 2020. Dan, juara 2 lomba baca puisi tingkat nasional tahun 2021. Di bidang organisasi, Ila kini aktif di Himpunan Mahasiswa Kimia, dan Himpunan Mahasiswa Islam.

Lantas, apa alasannya ikut kompetisi Putri Pendidikan. Ila ternyata bermimpi untuk memajukan sektor pendidikan daerah di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19.

“Di kompetisi putri pendidikan Indonesia, saya ingin memberikan kontribusi pendidikan secara menyeluruh terhadap anak-anak yang krisis pendidikan dan membantu mencerdaskan bangsa tentunya,” ujarnya.

Lewat konferensi pendidikan PPPI, Ila bertekad menyampaikan keluhannya langsung mengenai kesenjangan pendidikan di Kalsel. Pasalnya, PPI dijadwalkan bakal dihadiri Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.

“Pendidikan di Kalsel masih kalah saing dengan dunia bisnis. Adanya kesenjangan ekonomi yang tak merata menuntut anak didik berdagang, mengamen, bahkan menjadi badut jalanan terlebih selama pandemi,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah daerah harus mencurahkan segenap sumber daya khususnya ke anak didik yang kurang mampu selama situasi pandemi. “Seperti halnya mereka yang berjuang membeli android untuk belajar daring,” ujarnya.

Kekurangan Dana

img

29 Maret lalu, panitia Putri Pendidikan Indonesia mengumumkan nama-nama kontestan yang lolos ke grand final. Ila salah satunya. Pengumuman tertuang dalam surat keputusan (SK) yang diberikan setelah audisi secara virtual via zoom.

“SK-nya diserahkan secara online juga, nama saya salah satunya,” ujarnya.

Praktis, Ila bakal bersaing dengan 34 pasang kontestan Putra-Putri Pendidikan dari penjuru Indonesia. Mereka yang lolos hampir sepekan lamanya bakal digembleng panitia di Bandung guna mencari kandidat terbaik.

Dalam empat hari itu, panitia menyiapkan konferensi pendidikan, karantina, hingga sejumlah tahapan pada grand final Putri Pendidikan Indonesia.

Para kontestan akan digali kompetensinya dalam kelas kecantikan, advokasi pendidikan, penampilan bakat, fashion show, kecekatan, etitut, hingga etika keterampilan lainnya.

“Saat dinyatakan lolos pastinya sangat bangga dan bersyukur kepada Allah. Kedua orang tua yang selalu mendukung apa yang saya lakukan,” ujar Ila.

Namun bukannya bersiap diri, konsentrasi Ila saat ini harus terpecah akibat memikirkan biaya kontestasi.

“Sebenarnya saya masih harus mempersiapkan kajian sistem dan advokasi pendidikan daerah. Persiapan lainnya, fashion untuk grand final nantinya,” ujarnya.

Untuk kompetisi nasional sekelas PPPI tentu saja tak sedikit biaya yang mesti dikeluarkan kontestan dari kocek pribadi. Mulai menyewa kostum, busana, hingga tiket pesawat.

Apa tidak ada bantuan dari pemerintah? Saat ini, Ila bilang belum. Baik itu dukungan moril maupun materiil dari pemerintah daerah.

“Padahal biaya karantina, transportasi, hingga perlengkapan saat karantina dan grand final nilainya sampai belasan juta rupiah,” ujar Angga Antoni, sahabat Ila.

Bukannya tak berupaya, proposal bantuan sudah dikirim mereka ke mana-mana. Dari sejumlah pejabat di kota Ila berkuliah, hingga pemerintah kabupaten tempat ia berasal. Boro-boro disetujui, permintaan audiensi pun tak kunjung digubris. Rata-rata terhalang urusan protokoler sang kepala daerah.

“Kita pernah jauh-jauh ke Tanah Laut. Eh sampai sana di-PHP-in. Janjinya Senin, pas ditunggu ternyata ditunda karena bupatinya keuyuhan [kecapean] setelah kegiatan,” ujar Angga, mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat tersebut.

Tak adanya respons apapun dari pemerintah daerah membuatnya berpikir untuk menemui gubernur Kalimantan Selatan yang saat ini masih dijabat penjabat sementara.

“Sekarang ini bantuan baru mengalir dari sekretaris daerah Roy Rizali Anwar. Itupun dari kantong pribadi beliau,” ujar Angga.

Ya, dukungan finansial dan moril dari pemerintah daerah maupun masyarakat, sebut Angga, salah satu modal penting Ila bersaing di ajang Putra-Putri Pendidikan Indonesia 2021, sekaligus mengharumkan nama Kalimantan Selatan di pentas nasional.



Komentar
Banner
Banner