bakabar.com, MARABAHAN – Imbas penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), harga sapi di Barito Kuala ikut terkerek menjelang Iduladha 1443 Hijriah.
Kasus konfirmasi PMK memang belum ditemukan di Batola. Namun demikian, pihak-pihak terkait sudah melakukan sejumlah metode pencegahan.
“Mudahan-mudahan jangan terjadi. Terlebih sapi Bali di Batola tak didatangkan dari Jawa Timur yang pertama kali dikonfirmasi terjangkit PMK,” papar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Batola, Suwartono Susanto, Selasa (17/5).
“Kami pun sudah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada peternak maupun pengusaha, terkait penyebaran PMK. Kemudian Disbunak Kalsel juga telah mengaktifkan tim pemantau perkembangan PMK,” imbuhnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran PMK, Disbunak Batola juga memperketat kedatangan sapi baru. Makanya demi menekan risiko, mendatangkan sapi baru sebisanya dihindari.
“Kalau sapi baru terlanjur datang, akan dilakukan penanganan intensif seperti vaksinasi dan karantina,” tegas Suwartono.
Namun sesuai hukum pasar, pengetatan itu berimbas kepada harga sapi, terutama menjelang Iduladha. Selain isu PMK, kenaikan harga bahan bakar minyak juga berpengaruh.
“Memang terjadi kenaikan harga, tetapi tak signifikan. Misalnya kalau sebelumnya Rp20 juta, sekarang menjadi sekitar Rp21 juta,” papar Musodikun, salah seorang distributor sapi di Desa Danda Jaya Kecamatan Rantau badauh.
“Sementara populasi di Danda Jaya saja sedikit berkurang dari biasanya lebih dari 300 ekor, sekarang tinggal sekitar 200 ekor. Selain soal PMK, kenaikan harga bahan bakar minyak juga berpengaruh,” imbuhnya.
Kenaikan harga itu terbilang wajar, mengingat sapi-sapi di Batola diyakini masih steril. Selain dikontrol Disbunak, distributor juga berperan menjaga kualitas.
“Untuk sementara Batola masih aman dari PMK dengan catatan tidak ada ternak dari luar yang masuk. Kami telah memberi sosialisasi kepada peternak agar tak menambah kuota dengan membeli sapi baru,” tegas Musodikun.
Peternak juga diingatkan agar sapi yang dijual sudah dipelihara di atas 3 bulan. Kemudian armada pengangkut selalu disemprot disinfektan seusai digunakan.
“Kemudian distributor dan peternak harus saling terbuka, terkait sapi-sapi yang sakit. Insyallah aman dan disarankan beli sapi kurban nanti di Batola saja,” tandas Musodikun.