bakabar.com, MARTAPURA - Pembudidaya ikan keramba atau jala apung di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalsel, merugi lantaran ikan mati secara massal.
Seperti yang terjadi di Desa Mali - Mali dan Sungai Arfat, sejak lima hari terakhir ini ribuan ikan mereka dari masih bibit hingga siap panen mati sia - sia.
Sekdes Mali - Mali, Fazriannur, mengatakan di desanya total sekitar 250 jala apung milik warga, tiap warga bisanya memiliki banyak jala apung.
"Yang terdampak sekitar 150 jala apung. Penyebabnya debit air berkurang sehingga kadar oksigen pun turut berkurang menyebabkan kematian ikan," ujarnya, kepada bakabar.com, Senin (5/6).
Ia menjelaskan, kematian ikan secara massal sering terjadi saban musim kemarau.
"Harapan warga minta penambahan debit air dari Bendungan Riam Kanan, karena khawatir terjadi seperti sebelumnya hampir semua ikan mati," harapnya.
Heru Akbar, salah satu pembudidaya ikan jala apung mengatakan ia mengalami kerugian sekitar Rp100 juta. Ia menjelaskan, dalam satu jala apung dapat menampung 1 ton ikan.
"Sebagian besar sudah mati sia - sia, dari yang masih kecil - kecil hingga yang siap panen," tutur warga Sungai Arfat ini.
Ia mengatakan, tiap jala apung dapat menampung satu ton ikan. Sedangkan persentase ikan kecil yang mati mencapai 40 persen, sedangkan ikan yang siap panen sekitar 60 persen.
"Punya saya sudah sekitar 4 ton yang mati dari semua jala apung. Kalau sudah mati seperti ini ikannya ya dikubur dalam tanah," ungkapnya.
Ia berharap, pemerintah dapat berkoordinasi dengan pihak Bendungan Riam Kanan untuk menambah debit air sungai.