Hot Borneo

Gerak Cepat Pemerintah Tangani Flu Burung di Banua

Flu Burung clade 2.3.4.4 ditemukan di dua kabupaten di Kalsel. Yakni Hulu Sungai Utara dan Tanah Bumbu.

Featured-Image
Petugas melakukan penyemprotan Disinfektan pada ayam potong, untuk mencegah sebaran vius flu burung yang terdeteksi telah menyerang unggas di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Foto-Disbunnak Kalsel

bakabar.com, BANJARBARU - Flu Burung clade 2.3.4.4 ditemukan di dua kabupaten di Kalsel, Hulu Sungai Utara dan Tanah Bumbu.

"Gerak cepat ini kami lakukan untuk mencegah dan mengedalikan flu burung di Banua," ujar Kadisbunnak Kalsel, Suparmi, Sabtu (4/3).

Suparmi mengaku telah melakukan berbagai langkah dalam penanganan flu burung ini. Seperti berkoordinasi dengan Balai Veteriner Banjarbaru dan Balai Karantina Banjarmasin.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan tindakan antisipatif untuk mencegah menyebarnya virus HPAI Sub Type H5N1 atau flu burung di Kalsel.

Serta upaya meminimalisir kerugian ekonomi di masyarakat mengingat ternak yang terserang H5N1 ini adalah peternakan unggas rakyat. 

Langkah-langkah yang sudah dilakukan, yakni meningkatkan biosekuriti dan biosafety di lokasi peternakan unggas, lingkungan sekitar kandang serta pasar unggas untuk mencegah semua kemungkinan penularan (kontak) dengan ternak tertular dan mencegah penyebaran virus.

"Selanjutnya, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) melalui   Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)," katanya.

Suparmi menyebut, pihaknya juga meningkatkan pengendalian lalu lintas unggas dan produk asal unggas dengan mengaktifkan petugas Outbreak Investigation untuk melakukan surveilans dan penelusuran (tracing).

Lalu, melakukan pembinaan kepada pemilik/peternak unggas terhadap kewaspadaan dan pelaporan jika ditemukan tanda klinis yang mengarah pada Avian Influenza yang dapat berupa penurunan produksi atau kematian mendadak.

Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan di 13 kabulaten/kota terkait kewaspadaan dan pencegahan penyebaran kasus HPAI.

"Dugaan kasus Avian influenza pada manusia dan melakukan penelusuran epidemiologi terpadu dengan instansi terkait termasuk Balai Veteriner Banjarbaru," kata Suparmi.

Suparmi memastikan, unggas yang terserang flu burung ini aman untuk dikonsumsi dengan cara memasak yang benar.

"Aman untuk dimakan. Jadi masyarakat tak perlu khawatir atau pun panik," tandasnya.

Terpisah, Kadinkes Kalsel, dr Diauddin mengatakan, kasus flu burung yang menyerang unggas, juga berpotensi menular ke manusia. Namun potensi penularan cukup rendah, sehingga masyarakat tak perlu panik.

"Bersama Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, kami sudah melakukan survei dan mengeluarkan surat edaran," kata Diauddin.

Apabila ditemukan kasus-kasus yang dicurigai flu burung kepada manusia, harus segera dilaporkan dalam waktu tidak boleh lebih dari 1x 24 jam.

"Kami juga telah menyalurkan obat-obatan flu burung kepada kabupaten/kota. Intinya masyarakat jangan panik, karena kasus flu burung baru menyerang unggas, belum menulari manusia," tegas Diauddin.

"Pun seandainya juga menulari manusia, sudah disiapkan langkah-langkah yang cukup seperti ketersediaan obat-obatan dan rumah sakit," sambungnya.

Adapun salah satu upaya pencegahan penularan flu burung kepada manusia yang dapat dilakukan antara lain tidak melakukan kontak dengan unggas terinfeksi.

"Kemudian menggunakan masker dan sarung tangan, serta selalu membiasakan hidup sehat dan bersih dengan antara lain cuci tangan setelah memegang unggas," tandas Diauddin.

Editor


Komentar
Banner
Banner