bakabar.com, BANJARMASIN - Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalimantan Selatan menginvestigasi penyebab kematian mendadak ribuan ekor ikan bawal sungai yang dibudidayakan masyarakat di Kota Banjarmasin.
Kepala Dislutkan Kalsel Rusdi Hartono mengatakan, penyebab kematian ikan bawal sungai tersebut diduga akibat kualitas air buruk yang dipengaruhi fenomena alam, seperti banjir rob pada beberapa hari terakhir.
“Jadi tim investigasi yang terdiri dari berbagai instansi terkait telah melakukan mengambil sampel air di sekitar keramba. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi air di keramba memiliki PH sedikit asam, kadar oksigen terlarut (DO) rendah, nitrit rendah, dan karbon dioksida (CO²) tinggi," terang Rusdi dalam keterangannya, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (18/12/2024).
Selain itu, dia menuturkan, pemeriksaan logam berat menemukan kadar besi yang sangat tinggi, sementara amoniak dan klorin berada pada level yang sangat rendah.
Menurut Rusdi, kondisi tersebut berdampak pada insang ikan yang menyebabkan ikan mengalami stres dan kesulitan bernapas.
"Sebenarnya para pembudidaya ikan memahami bahwa fenomena iklim seperti ini dapat terjadi, mereka tidak dapat memprediksi kapan akan terjadi," terangnya.
Rusdi menyebutkan, Dislutkan Provinsi Kalsel akan berkoordinasi dengan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin untuk membantu mengatasi kerugian yang ditimbulkan pada kematian ikan tersebut.
‘’Ada tujuh kelompok pembudidaya ikan di lokasi tersebut yang diarahkan untuk menyusun proposal terkait kebutuhan bibit ikan,’’ ujarnya.
Sebelumnya, Polsek Banjarmasin Timur memberikan bantuan kepada pembudidaya ikan yang mengalami gagal panen akibat perubahan iklim di Kelurahan Banua Anyar.
Kapolsek Banjarmasin Timur AKP Syuaib Abdullah mengatakan, pihaknya menyalurkan bantuan benih ikan nila sebanyak 1.000 ekor kepada warga pembudidaya yang mengalami gagal panen akibat perubahan iklim di Tambak Ikan Alfian, Jalan Banua Anyar RT 02/RW 01 Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur.(*)