bakabar.com, JAKARTA - Perguruan Silat Nasional Perisai Putih (PSN PP) memperingati hari jadi PSN PP yang ke-56, di GOR IPSI Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Minggu (1/1). Pada kesempatan yang sama mereka melantik Yusron Sjarief sebagai Ketua Umum PSN PP DKI Jakarta.
Sebagai pesilat senior yang telah malang melintang di dunia persilatan Tanah Air dan memperjuangkan eksistensi pencak silat sebagai budaya asli Nusantara, Yusron Syarief juga dinobatkan sebagai Pendekar Kehormatan Sabuk Hitam PSN PP bersama Fadjar Darmawan.
Pengukuhan ini dilakukan oleh Pengurus PSN PP dan disaksikan oleh Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Provinsi DKI Jakarta, Fajar Pandjaitan, serta disaksikan oleh jajaran Pengurus PSN PP dan ratusan murid silatnya.
Baca Juga: Sengkarut Kacau Event Pencak Silat Bergengsi di TMII
Usai pelatikan, Yusron Sjarief yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Astrabi (Asosiasi Pencak Silat Tradisi Betawi Indonesia) mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang ia terima.
“Berada di GOR Silat ini saya seperti pulang kampung lagi,” kata Yusron Sjarief.
“Bismillah saya terima tugas dan amanah ini. Mohon bimbingan para pendekar untuk memajukan Perisai Putih dan pencak silat pada umumnya. Ini adalah amanah pencak silat sebagai bagian pendidikan karakter bangsa,” ujar salah satu jawara Betawi itu.
Di kesempatan yang sama, Yusron juga menyatakan harapannya agar pencak silat dapat menjadi ekstra kurikuler wajib dalam kegiatan belajar di sekolah.
Baca Juga: Pemerintah Didesak Perhatikan Pembinaan dan Pengembangan Pencak Silat Tradisi
Menurut Yusron, masuknya pencak silat sebagai kurikulum tambahan di ribuan sekolah DKI Jakarta bertujuan untuk melestarikan budaya asli Indonesia, dan membentuk budi pekerti luhur bagi anak muda.
“Ini pekerjaan besar, bagaimana caranya perguruan-perguruan silat yang ada tidak hanya meningkatkan kemampuannya, tapi juga kurikulum dan silabusnya harus dipersiapkan sesuai tingkatan sekolah yang ada," tuturnya.
View this post on Instagram
Baginya untuk menjadikan silat sebagai salah satu bahan pelajaran tambahan di sekolah, perlu ada persiapan yang selektif dan matang sehingga para pelatih dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas dan beredidikasi tinggi dalam menjaga dan melestatikan pencak silat yang menjadi warisan bangsa.
“Di Jakarta ini ada ribuan sekolah. Karena itu pelajaran silat harus dipersiapkan, segera. Pemilihan pelatihnya juga harus dilakukan secara selektif. Karena menyiapkan pelatih juga harus dilakukan secara selektif. Karena menyiapkan pelatih itu bukan seperti bikin bubur ayam, yang bisa segera disajikan. Penyiapan pelatih harus dilakukan secara bertahap,” jelas Yusron.
Baca Juga: Pencak Silat Diharapkan Masuk Ekstrakurikuler Sekolah di DKI Jakarta
Hal ini senada dengan keinginan Ketua IPSI DKI Jakarta, Fajar Pandjaitan yang berjanji akan mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk memberlakukan pencak silat sebagai ekstra kurikuler wajib di sekolah.
Karenanya Yusron bersama IPSI dan Pemprov DKI Jakarta berharap bisa mempersiapkan pelajaran silat ini agar segera menjadi bagian dalam kurikulum ekstra di sekolah, sebagaimana juga sudah berlaku untuk kegiatan Pramuka.