Opini

Zona Hijau Covid-19: Kenyamanan Sekaligus Tantangan

Oleh Rahimullah Saat ini wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari 13 kabupaten/kota yang di antaranya…

Ilustrasi. Foto-Pikiran Rakyat

Oleh Rahimullah

Saat ini wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari 13 kabupaten/kota yang di antaranya terdapat dua kabupaten yang berada di zona hijau, yakni Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan.

Sedangkan daerah tetangga Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan laman website https://corona.kalteng.go.id/ tertanggal 26 Mei 2020 yang seluruh kabupaten/kotanya masih berada di zona merah dan masih berjuang agar menjadi zona hijau wilayahnya.

Pertanyaan tentang sampai kapan zona hijau dapat bertahan menjadi menarik untuk diungkapkan. Tentu pertanyaan yang penulis kemukakan tidak bermaksud untuk mengatakan dan menginginkan bahwa pada waktunya zona hijau akan terpapar virus corona.

Segala kemungkinan bisa saja terjadi mengingat virus corona dapat menembus batas keadaan. Dalam artian semua orang mempunyai potensi terinfeksi virus corona.

Selain itu juga berkaca pada pengalaman Kabupaten Hulu Sungai Utara yang mulanya menjadi satu-satunya wilayah zona hijau di Provinsi Kalimantan Selatan yang pada akhirnya juga tak kuasa menahan serangan virus corona.
Sehingga pemerintah dan juga berbagai kalangan yang tetap mengkhawatirkan keadaannya walaupun daerahnya sudah menjadi zona hijau cukup beralasan. Karena itu kenyamanan yang dirasakan di zona hijau sekaligus menjadi tantangan untuk mempertahankannya.

Kenyamanan dan tantangan
setiap orang yang berada di zona hijau dan yang berada di zona merah virus corona tentunya bisa dikatakan berbeda dalam merespon keadaan.

Masyarakat yang berada di zona hijau identik dengan bisa saja merasakan tidak adanya rasa takut, mudahnya beraktifitas serta tidak adanya tekaan dibandingan dengan masyarakat yang berada di zona merah wilayahnya. Pada akhirnya masyarakat zona hijau ini ujungnya merasakan kenyamanan.

Namun masyarkat yang merasakan kenyamanan ini bisa menjadi bumerang dan ancaman keadaannya. Dalam hal ini, masyarakat menjadi terlena dengan keadaan sehingga mengabaikan penggunaan masker, social distancing, physical distancing, serta tidak peduli lagi dengan kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Sikap masyarakat seperti ini yang menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah setempat untuk mengatasinya.

Pentingnya sosialisasi yang dilakukan secara intensif dengan melibatkan jajaran pemerintah terbawah yang dalam hal ini pihak pemerintah desa/kelurahan serta dikoordinasikan ke masing-masing rukun tetangga yang lebih dekat dengan warganya sebagai upaya memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat.

Selain itu pemerintah seyogyanya juga tetap melakukan pengawasan dan pengendalian secara profesional sebagaimana anjuran serta aturan yang berlaku terhadap kegiatan di tempat umum, dan atau tempat usaha yang sifatnya mengundang kerumunanan.

Lebih lanjut, adanya masyarakat yang datang dari atau berasal dari luar daerah baik itu berkaitan dengan kunjungan ataupun pulang kampung ini juga tak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Karena yang bersangkutan bisa saja sudah terpapar virus corona. Apalagi kedatangnnya berasal dari zona merah yang positif virus coronanya berjumlah secara signifikan.

Oleh sebab itu pemerintah sepatutnya tanggap melakukan pemeriksaan kesehatan dan kalau perlu dilakukan rapid test mengingat orang tanpa gejala (OTG) bisa saja terpapar virus corona, serta bilamana beresiko yang bersangkutan di tempatkan di karantina khusus sebagai antisipasi penyebaran virus corona. Kepada masyarakat juga diperkenankan melapor serta bersikap jujur untuk menyampaikan apa adanya.

Pemerintah dengan fungsinya melakukan pengawasan, pengendalian serta pelayanan kepada masyarakat tentunya memiliki keterbatasan. Perlu juga sikap dari masyarakat dengan kesadaran dan kesediannya mengikuti anjuran pemerintah dengan tetap menjaga kesehatan serta kebersihan diri dan lingkungan sekitar, menggunakan masker, menerapkan social dictancing, physical distancing, serta menghindari kerumunan sebagai ikhitiar bersama mempertahankan zona hijau dari paparan virus corona.

*
Penulis adalah Alumni FISIP Universitas Lambung Mangkurat dan Mahasiswa Pascasarjana FISIP Universitas Airlangga