Kalsel

Zainal Dirawat Di Madinah, Inilah Harapan Keluarga dari Marabahan

apahabar.com, MARABAHAN – Tangis bahagia pecah di halaman Mesjid Nurul Anwar Marabahan, ketika ratusan warga menjemput…

Dikalungi melati ronce, seorang jemaah haji dari Barito Kuala tak kuasa menahan haru, ketika disambut keluarga di halaman Mesjid Nurul Anwar Marabahan, Jumat (6/9). Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

apahabar.com, MARABAHAN – Tangis bahagia pecah di halaman Mesjid Nurul Anwar Marabahan, ketika ratusan warga menjemput keluarga mereka yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji, Jumat (6/9).

Tergabung dalam Kloter BDJ 12 bersama warga Banjarmasin dan Banjar, jemaah haji Barito Kuala tiba di Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru, Kamis (5/9), sekitar pukul 16.15 Wita.

Lantas mereka diinapkan di Asrama Haji Banjarbaru selama semalam, sebelum diangkut empat bus yang difasilitasi Pemkab Batola ke dua lokasi berbeda.

Jemaah yang sebelumnya berangkat dari Marabahan, diantar hingga Mesjid Nurul Anwar. Sedangkan jemaah dari Alalak, diantar ke Mesjid Jamhuri Aisyah di Jalan Trans Kalimantan.

Sementara jemaah yang diantar ke Marabahan, tiba sekitar pukul 09.00 Wita. Tanpa perlu dikomando, mereka langsung berbaur dengan keluarga masing-masing yang sudah menunggu.

Hampir semua mata jemaah maupun keluarga berkaca-kaca, lantaran terpisah selama sekitar 40 hari. Beberapa anak juga tak kuasa menahan tangis, ketika menyambut kedatangan orang tua mereka.

H Zainal Aqli dipapah sang anak, sebelum naik bus yang mengantar jemaah haji Barito Kuala ke Asrama Haji Banjarbaru beberapa waktu lalu. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

Namun kegembiraan belum sepenuhnya dirasakan anak-anak H Zainal Aqli. Berangkat ke Tanah Suci bersama sang istri Hj Siti Juharah, pria berusia 78 tahun ini harus pulang belakangan lantaran masih dirawat di Rumah Sakit Uhud Madinah.

“Beliau belum bisa pulang sesuai jadwal, karena masih dalam perawatan. Direncanakan beliau pulang bersama Kloter 19,” beber Rusbandi, Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) Kloter 12 BDJ.

“Seandainya tetap tidak bisa pulang bersama kloter terakhir, berarti beliau berangkat dengan petugas haji dari Madinah,” imbuhnya.

Kendati belum lengkap, keempat anak Zainal tetap tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan, ketika menyambut Siti Juharah.

Beberapa tetangga juga menyambut kedatangan wanita berusia 65 tahun itu, setibanya di rumah mereka di Jalan Jenderal Sudirman Marabahan.

“Sudah pasti berat meninggalkan suami yang sedang sakit di Madinah. Sebelum pulang ke Indonesia, kami sudah saling memaafkan dunia akhirat,” papar Juharah.

Sementara anak-anak Zainal juga tidak berhenti berharap dan berdoa agar ayah mereka dapat pulang. Andai tidak dapat tergabung dalam Kloter 19, setidaknya ikut penerbangan terakhir bersama petugas medis.

“Kami hanya bisa berharap dan berdoa agar beliau segera pulang. Selama beberapa hari kedepan, kami pasti selalu menunggu kejelasan jadwal kepulangan beliau,” papar Marda Rizali, anak kedua Zainal.

“Selain dari Kemenag Batola, kami juga meminta informasi melalui dr Muhammad Inayaturrahman (dokter Kloter BDJ 12),” imbuhnya.

Zainal dan Juharah berangkat ke Tanah Suci dengan biaya tabungan hasil berjualan kue dan makanan. Sekarang usaha mereka dilanjutkan anak tertua.

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, kondisi Zainal memang tidak terlalu fit. Bahkan dalam keberangkatan menuju Jeddah, Zainal sudah menggunakan kursi roda.

“Memang ayah punya catatan penyakit paru-paru basah, ketika masih muda. Ditambah kelelahan dan kehilangan selera makan di Tanah Suci, kondisi beliau langsung drop,” beber Rizali.

“Terlepas dari keterlambatan jadwal pulang, kami berterimakasih kepada jemaah Kloter BDJ 12 yang membantu beliau selama di Tanah Suci, terutama H Gusti Rosa Syahrum dan H Reidan Winata,” tandasnya.

Baca Juga: Kabar Duka, Satu Lagi Jemaah Haji Kalsel Wafat

Baca Juga: Soto Banjar Sambut Jemaah Haji Kloter BDJ 12 Batola

Reporter: Bastian AlkafEditor: Syarif