Nasional

Yuliandre, Komisioner KPI Pusat Masuk Bursa Menteri Milenial

apahabar.com, JAKARTA – Nama Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis masuk dalam bursa calon…

Yuliandre, Komisioner KPI Pusat. Foto-Tribun Sumbar

apahabar.com, JAKARTA – Nama Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis masuk dalam bursa calon kabinet pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Dari latar belakang, kapasitas dan pengalamannya, kementerian yang dianggap cocok dipimpin mantan Presiden Komisi Penyiaran Dunia (IBRAF) ini adalah Kominfo.

Baca Juga: Setelah B20, Jokowi Targetkan B30 Januari 2020

Bukan hanya Pengamat Politik Andriadi Achmad yang menilai tokoh muda nasional asal ranah Minang itu layak masuk sebagai calon menteri dari kalangan milenial, namun juga para netizen atau para pegiat media sosial.

Banyak yang mendukungnya jadi menteri karena komitmen kebangsaannya, pengalaman dan dinilai sukses memimpin KPI Pusat.

Salah satunya Iwan Piliang, pegiat citizen journalism yang juga wartawan menyebutkan bahwa Yuliandre merupakan sosok milenial yang punya komitmen kebangsaan dan mumpuni di bidangnya.

“Jika ada kandidat menteri milenial, ia salah satu unggulan menurut saya. Semoga pengabdian berikutnya bung Andre (panggilan akrab Yuliandre Darwis, red), di kursi menteri. Aamiin ya Rabb,” ungkap pria yang bernama lengkap Narliswandi Piliang dalam komentarnya di akun Instagram @yuliandredarwis.

Yuliandre yang pernah menjabat Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia ini, dinilai sebagai sosok milenial yang matang pengalamannya. Sosok pemimpin muda, energik dan kreatif.

“Kalau ini saya setuju (jadi menteri, red). Milenialnya udah matang pengalaman,” tulis @m.fathan.mubina. “Kami para milenial mendukung Uda buat jadi menteri,” sambung @heavenlystories.

Netizen lainnya juga berharap dan mendoakan agar doktor yang pernah menjabat Ketua Program Studi Magister Komunikasi FISIP Universitas Andalas tersebut jadi menteri sekaligus bisa mewakili putra Minang di kabinet.

“Kapan lagi putra Minang bisa di parlemen menteri. Semoga membawa perubahan dan sumbangsih bagi kemajuan bangsa,” komen @sosmiadirasyid. “Semoga milenial seperti Uda banyak di kabinet sekarang. Sebagai orang Minang, saya ikut bangga,” imbuh akun @susi.marni.

Selama di bawah kepemimpinan Yuliandre, KPI dinilai semakin baik. Apalagi selama ini mantan duta muda UNESCO ini dikenal kritis dan intens dalam mengampanyekan perang melawan hoaks terutama di industri penyiaran.

Para netizen berharap bisa selalu bisa menyaring konten penyiaran yang bisa merusak mental generasi bangsa. “Tetap menjadi public figure yang menginspirasi dengan kinerja,” tulis @rafiqsyauqi99.

Menyikapi berbagai respons dan dukungan terhadap dirinya untuk jadi menteri, Yuliandre ketika dikonfirmasi awak media menyampaikan terima kasih dan apresiasi. Dia mengaku bahagia karena masih ada orang yang berpikir bahwa dia masih bisa bermanfaat bagi orang banyak.

“Mau jadi apa saja, bagi saya semuanya sama. Terpenting, apakah kita bisa bermanfaat bagi orang banyak. Maka, selalulah jadikan hidup ini punya value (nilai) bagi banyak orang dan bangsa ini,” ungkap pria yang pernah menjadi Presiden Mahasiswa Universitas Padjadjaran ini, kemarin.

Media Baru yang Sehat

Yuliandre menilai rencana KPI mengawasi konten siaran seperti YouTube dan Netflix masih dalam kajian.

Belakangan ini diakuinya banyak ‘serangan’dari para pegiat media sosial terhadap lembaga KPI.

“Kebijakan yang dilahirkan nantinya tentu saja tidak akan merugikan orang atau pihak yang menyiarkan konten atau program siaran mendidik serta menginspirasi. Jadi, ini yang harus dipahami semua pihak,” ujarnya.

Sama halnya dengan media penyiaran televisi konvesional maupun berjaringan yang telah ada, pihaknya juga hanya akan memberikan peringatan dan sanksi terhadap konten-konten atau program siaran yang tidak sehat atau merusak mental masyarakat, seperti pornografi, pornoaksi, hiburan tak mendidik, konten tak layak ditonton anak di bawah umur, penyebar hoaks, teror serta permusuhan dan sebagainya.

KPI, kata dia, juga tidak menutup mata bahwa banyak sekali konten-konten di media baru seperti YouTube yang justru memberikan edukasi dan menginspirasi orang-orang yang menyaksikannya.

Nah, terhadap konten seperti itu KPI bahkan akan memberikan apresiasi atau reward.

“Jadi, kalau kontennya bagus dan bermanfaat, justru KPI akan mengapresiasi. Buktinya, kita baru saja memberikan award terhadap program siaran yang ramah anak. Sebelumnya ada juga apresiasi terhadap program dan siaran yang menginspirasi selama Ramadan. Sebaliknya, sanksi juga telah banyak dilayangkan kepada siaran yang tidak sesuai aturan. Rekam jejak digitalnya bisa sama-sama dilihat di dunia maya, termasuk website KPI,” jelasnya.

Usai ditetapkan sebagai presiden terpilih, seperti diketahui Joko Widodo kian getol mencari menteri dari kalangan milenial atau yang berusia di bawah 35 bahkan 30 tahun.

Baca Juga: Presiden Jokowi Berikan Sapi Kurban Seberat 1 Ton ke Kalteng

Editor: Fariz Fadhillah