Nasional

Yuk, Kenali Baju Adat Tanah Bumbu yang Dipakai Presiden Jokowi Hari Ini

apahabar.com, BANJARMASIN – Baju adat yang digunakan Presiden Joko Widodo pada Upacara Hari Lahir Pancasila pada…

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memakai pakaian adat Tanah Bumbu, Kalimantan selatan di upacara peringatan hari lahir Pancasila. Foto-angkapan layar akun Youtube Sekretariat Presiden.

apahabar.com, BANJARMASIN – Baju adat yang digunakan Presiden Joko Widodo pada Upacara Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2021 menarik perhatian masyarakat luas.

Upacara di digelar di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/6/2021).

Presiden Jokowi yang bertindak sebagai inspektur upacara hadir secara virtual melalui Istana Kepresidenan Bogor.

Lantas, baju adat apa yang digunakan orang nomor satu di Indonesia ini?

Presiden Jokowi mengenakan baju adat dari Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Sebenarnya Presiden Jokowi sudah beberapa kali menggunakan baju adat serupa.

Pertama saat Presiden berkunjung ke Tanah Bumbu pada 7 Mei 2017. Kemudian Presiden kembali mengenakan baju adat tersebut saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus di tahun yang sama.

Tak sekadar sebagai penutup aurat, baju ini memiliki nilai filosofis tersendiri. Baju ini juga sebagai simbol tingginya budi pekerti dan kuatnya adat istiadat sebagai perekat pemersatu bangsa.

Bahan utama baju ini dibuat dari kain tenun khas kota Pagatan, Tanah Bumbu, dan bahan dari jenis kain lainnya.

Sementara penutup kepala atau yang disebut laung mewakili simbol perkasa dan wibawa.

Di bagian dalam baju disebut teluk balana. Itu merupakan simbol baju nusantara yang agamis. Baju bagian luar dinamakan cekak musang tanpa kancing yang memiliki arti tingginya budi pekerti dan selalu menghargai perbedaan.

Sarung yang dikenakan mewakili simbol manusia yang terampil dan pekerja keras. Celana panjang memiliki arti kesetiaan.

Sementara ikat pinggang kain atau dalam tradisi masyarakat lokal di Tanah Bumbu disebut pendeng mewakili simbol kesederhanaan. Terakhir, kembang emas di dada kiri merupakan simbol pemimpin yang bijaksana.

Berdasarkan sejarahnya sarung tenun Pagatan hadir bersamaan dengan datangnya perantau suku Bugis pada pertengahan abad ke-18.

Pada masa lalu sarung tenun Pagatan hanya boleh digunakan oleh bangsawan Bugis di Pagatan.

Pembuatan sarung tenun Pagatan sendiri saat ini hanya dibuat oleh masyarakat Bugis Pagatan secara turun temurun demi menjaga keaslian dari segi ciri khas dan motif kain.

Ada beberapa motif dalam Sarung Tenun Pagatan yaitu motif bebbe, sobbe are, sobbe sumelang, dan panji atau passulu.